Kinerja Perbankan Tumbuh Positif, Jabar Jadi Provinsi Penyalur Pembiayaan Terbesar ke-2

- 7 Maret 2024, 16:47 WIB
Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 1 OJK Misran Pasaribu
Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 1 OJK Misran Pasaribu /Humas OJK Jabar

SUMEDANG BAGUS -- Otoritas Jawa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Barat mencatat, perkembangan kinerja perbankan di Jabar pada Desember 2023 bertumbuh positif. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan penyaluran kredit atau pembiayaan sebesar 6,50 persen (yoy) dengan total nominal pembiayaan sebesar 603,7 triliun rupiah dan market share 8,5 persen dibandingkan total pembiayaan nasional. Dengan begitu, Jabar merupakan provinsi dengan penyaluran pembiayaan yang terbesar ke-2 setelah Jakarta.

Menurut Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 1 OJK Provinsi Jawa Barat, Misran Pasaribu, indikator kinerja perbankan lainnya turut mengalami pertumbuhan, diantaranya aset tumbuh 3,71 persen (yoy), Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,04 persen (yoy), dan NPL membaik menjadi 3,23 persen dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar 3,25 persen. Sedangkan kinerja Bank Umum yang berkantor pusat di Jawa Barat turut bertumbuh positif, antara lain aset tumbuh 4,01 persen (yoy), DPK tumbuh 4,46 persen (yoy), kredit tumbuh 9,17 persen (yoy) dan NPL terjaga dengan baik yaitu 1,25 persen.  

Baca Juga: Tren Pertumbuhan Perbankan Syariah di Jabar Lebih Tinggi Dibandingkan Konvensional

"Pembiayaan Bank Umum Konvensional di Jawa Barat mencapai 522,2 triliun rupiah atau tumbuh 5,78 persen (yoy) dengan market share sebesar 86,5 persen dibanding seluruh pembiayaan di  Jawa Barat. Dari sisi NPL dapat terjaga pada level 3,07 persen. Pembiayaan Bank Umum Syariah Jawa Barat mencapai Rp59,5 triliun atau tumbuh 13,04 persen (yoy) dengan market share sebesar 9,9 persen dibandingkan seluruh pembiayaan di Jawa Barat. Dari sisi NPF terjaga pada level 2,11 persen," ungkap Misran.

Sementara itu, pembiayaan BPR/BPRS Jawa Barat mencapai 22 triliun rupiah atau tumbuh 6,87 persen dengan market share sebesar 3,6 persen dibandingkan seluruh pembiayaan di Jawa Barat. Namun, NPL terpantau cukup tinggi pada level 10,17 persen.

Misran juga menyatakan, sekira 49,8 persen pembiayaan Bank Umum di Jawa Barat disalurkan untuk jenis penggunaan konsumsi, sedangkan modal kerja dan investasi masing-masing sebesar 35,9 persen dan 14,3 persen. Pertumbuhan pembiayaan tertinggi disalurkan untuk investasi yaitu tumbuh 10,8 persen (yoy).

"Berdasarkan kepemilikan, sekitar 58,0 persen pembiayaan Bank Umum di Jawa Barat disalurkan oleh Bank Persero. Pertumbuhan pembiayaan tertinggi adalah Bank Campuran yaitu 11,61 persen (yoy) meskipun dengan market share sebesar 1,99 persen," tuturnya.

Pria yang pernah menjabat sebagai Kepala OJK Sumatera Barat tersebut pun menuturkan, berdasarkan KBM, sekira 46,7 persen pembiayaan Bank Umum di Jawa Barat disalurkan oleh Bank KBMI 4. Pembiayaan Bank KBMI 2 tumbuh paling tinggi yaitu mencapai 10,68 persen (yoy).

Ia juga mengungkapkan, total penyaluran KUR Nasional per Desember 2023 mencapai 260,1 triliun rupiah, sedangkan penyaluran KUR di Jawa Barat mencapai 29,1 triliun rupiah dengan atau memiliki porsi 11,1 persen dibandingkan total penyaluran KUR Nasional. "Berdasarkan skema pembiayaan KUR, sektor mikro memiliki porsi paling besar yaitu mencapai 18,6 triliun rupiah atau 64,0 persen dibandingkan total penyaluran KUR di Jawa Barat," kata Misran.***

Editor: B. Hartati


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x