Ini Proyeksi Bank Indonesia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jabar 2024, Ada yang Perlu Diwaspadai

- 8 Mei 2024, 21:03 WIB
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Muhamad Nur
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Muhamad Nur /B. Hartati

SUMEDANG BAGUS -- BPS Jabar merilis jika perekonomian Jawa Barat pada triwulan I 2024 tumbuh positif sebesar 4,93 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Hal itu termoderasi dari troiwulan IV 2023 yang tumbuh sebesar 5,15 persen (yoy). Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Muhamad Nur, kinerja pertumbuhan ekonomi didukung oleh terjaganya permintaan domestik, seiring dengan kenaikan investasi dan tingginya realisasi fiskal.  

"Dari sisi permintaan, penopang utama kinerja ekonomi Jawa Barat pada triwulan I 2024 adalah konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,97% (yoy) sejalan dengan tingginya aktivitas perekonomian menjelang HBKN idulfitri. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 12,39% (yoy) seiring dengan tingginya realisasi PMA dan PMDN di Jawa Barat yang mencapai Rp64,7 triliun atau naik 12,7% (yoy) pada triwulan laporan. Sedangkan, konsumsi pemerintah tumbuh 32,8% (yoy) sejalan dengan tingginya realisasi bantuan sosial, serta peningkatan belanja barang dan pegawai," tutur Muhamad Nur dalam keterangan pers tertulis pada Rabu 8 Mei 2024.

Baca Juga: Bey Machnudin Tegaskan, Dalam PPDB 2024 Tak Boleh Ada Siswa Titipan

Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan I 2024 dikontribusikan oleh industri pengolahan yang tumbuh sebesar 3,87% (yoy), sejalan dengan perbaikan ekspor Jawa Barat yang membaik utamanya pada komoditas mesin dan elektrik. Sektor Perdagangan tumbuh sebesar 4,86% (yoy) didorong oleh terjaganya konsumsi. Lebih lanjut, sektor konstruksi tumbuh sebesar 10,26% (yoy) yang ditopang oleh masih berlangsungnya proyek infrastruktur yang bersifat multiyears di Jawa Barat.

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2024

Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2024 diprediksi tumbuh positif pada kisaran 4,6-5,4% (yoy). Optimisme tersebut ditopang oleh permintaan domestik yang kuat sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat dan tingginya optimisme dunia usaha pada masa pemerintahan baru.

"Meski demikian, beberapa tantangan lain masih perlu diwaspadai, antara lain: 1) Tingginya inflasi Amerika Serikat yang menyebabkan spekulasi Higher for Longer Fed Fund Rate (FFR) , 2) Tensi geopolitik yang memanas akibat hubungan Iran – Israel pada April 2024, dan 3) Pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang melebihi ekspektasi serta lemahnya kondisi perekonomian negara mitra dagang," kata Muhammad Nur.

Ia pun mengungkapkan, berbagai upaya yang terus dilakukan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi domestik antara lain melalui optimalisasi sumber pertumbuhan ekonomi baru seperti keuangan hijau, ekonomi syariah, promosi investasi, mendorong percepatan dan perluasan digitalisasi, memperbanyak penyelenggaraan event serta optimalisasi infrastruktur konektivitas untuk meningkatkan pemerataan ekonomi. "Sinergi dan kolaborasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Daerah serta seluruh stakeholders perlu terus diperkuat guna memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi dan menjaga stabilitas harga di Jawa Barat tahun 2024," tegasnya.***

Editor: B. Hartati


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah