Badan Geologi Ungkap Fakta Geologis Tentang Semburan Air Campur Gas di Bogor

- 13 Oktober 2023, 20:31 WIB
Semburan air campur gas di Bogor
Semburan air campur gas di Bogor /Instagram @bogor24update

SUMEDANG BAGUS -- Semburan air bercampur gas terjadi di Kampung Leuwi Kotok, Desa Pasirlaja, Kecamaran Sukaraja pada Rabu 11 Oktober 2023. Semburan tersebut berasal dari aktivitas pengeboran untuk mencari sumber air tanah. Pengeboran tersebut  sudah berlangsung selama setidaknya  satu bulan. Setelah mencapai kedalaman sekitar 130 meter air bercampur gas tiba-tiba menyembur dengan ketinggian sekitar 20 m dan berbau mirip gas LPG

Plt Badan Geologi, M.Wafid mengungkapkan, munculnya beberapa semburan air bercampur gas pada sumur bor masyarakat secara geologis merupalan fenomena geologi yang umum, seperti yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Gas tersebut  umumnya merupakan gas biogenic yang sering muncul di rawa atau sawah, sehingga disebut gas metan sawah atau gas metan rawa, sesuai yang telah diidentifikasi oleh PGN.

Baca Juga: Badan Geologi Periksa Gas Metan di TPA Sarimukti

Menurut M. Wafid, gas tersebut dihasilkan dari aktivitas dekomposisi material organic pada suatu rawa-tawa di masa lampau. "Gas tersebut di bawah permukaan akan terakumulasi dan tertangkap pada kantong-kantong dengan sebaran yang relatif tidak luas," tuturnya.

Umumnya gas tersebut terperangkap pada lapisan sedimen yang berumur muda (berumur kurang dari 10.000 tahun) dan muncul ke permukaan sebagai semburan, biasanya akibat tertembusnya lapisan perangkap gas tersebut pada kedalaman tertentu. M. Wafid menjelaskan, "Melihat dari kejadian-kejadian serupa sebelumnya, semburan air bercampur gas tersebut umunya relatif tidak lama, yaitu sekitarsatu hingga dua bulan."

Hal tersebut sangat memungkinkan terjadi berdasarkan atas kondisi geologi lokasi munculnya semburan gas bercampur air tersebut yang berada pada Kipas Alluvium, tersusun atas lempung, lanau, batu pasir, kerikil, dan kerakal. Batuan tersebut terbentuk oleh aktivitas sungai yang berasosiasi dengan rawa-rawa.

M.. Wafid menambahkan, dekomposisi materi alorganic terjadi pada tumbuh-tumbuhan yang hidup pada ekosistem rawa untuk kemudian seiring berjalannya waktu geologis akan tertimbun oleh material sedimen.

Badan Geologi melalui Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan berencana akan melakukan kunjungan lapangan pada lokasi semburan tersebut untuk mengukur sifat kimia-fisika air di lapangan dan analisis hidrokimia di laboratorium.***

Editor: B. Hartati

Sumber: Badan Geologi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x