Waspada! Bencana Tsunami Dahsyat Bakal Hantam Dunia jika Tanda-tanda Ini Terjadi

26 Desember 2020, 15:05 WIB
Ilustrasi tsunami. /Pixabay/KELLEPICS

PR SUMEDANG - Berdasarkan hasil riset dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Tsunami setinggi 20 meter diprediksi bakal terjadi.

Kendati begitu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau agar warga tidak terlalu panik dengan prediksi tersebut.

Pasalnya, hasil riset tersebut belum tentu terjadi. Lebih lanjut, Kepala BMKG, Dwikora Karnawati juga mengungkap bahwa potensi itu merupakan skenario terburuk yang akan terjadi.

Baca Juga: Dul Jaelani Ngebet Nikah Muda dengan Tissa Biani, Maia Estianty Kaget: Jangan Kasih Makan Batu!

Skenario terburuk itu terjadi jika zona yang selama ini terkunci di Selatan Jawa barat dan Selatan Jawa Timur lepas bersama-sama.

Diberitakan Pikiranrakyat-BandungRaya.com dengan artikel bertajuk Kenali Tanda-tanda Alam jika Akan Terjadi Bencana Tsunami dalam Waktu Dekat, kini beberapa tim peneliti tengah melakukan penelitian lanjutan.

Seperti yang dilakukan oleh tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mengembangkan sistem deteksi dini gempa.

Baca Juga: Donald Trump Kalah dari Kim Jong-un dalam Hal Ini di 2020, Masuk Sepuluh Besar pun Tidak

Akan tetapi, selain mengandalkan sistem deteksi dini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai tanda-tanda alam jika terjadi bencana alam khususnya tsunami.

BPBD Lumajang menjelaskan ada dua tanda yang jelas jika tsunami akan datang dalam waktu dekat.

Tanda pertama, naluri binatang burung begitu kuat sehingga banyaknya burung laut yang terbang ke darat merupakan salah satu tanda bahaya tsunami.

Baca Juga: Amerika Serikat Panik, Ubah Keputusan dengan Wajibkan Covid-19 Negatif Bagi Pendatang Inggris

Sedangkan tanda alam lainnya yakni surutnya mata air dari sumur warga dan air laut yang secara tiba-tiba.

Burung burung laut terbang ke darat dan air sumur masyarakat terutama masyarakat di sekitar pantai, harus ada siskamling saat ini," tutur Wawan HS selaku petugas Logistik Kesiapsiagaan Bencana pada Selasa, 29 September 2020.

Oleh karena itu, Wawan berharap masyarakat dapat mengaktifkan sistem siskamling, terutama di Desa Tangguh Bencana (Desana), yaitu di daerah sekitar pantai dengan Early Warning System (EWS) atau sirene telah disiapkan di masing-masing lokasi titik terdampak tsunami seperti di Masjid dan Balai desa.

Baca Juga: Info Libur Hari Natal dan Malam Tahun Baru: Daftar Destinasi Wisata di Jakarta yang Ditutup

Selain itu, Wawan juga menjelaskan bahwa di setiap titik juga diberlakukan Warning Receiver System (WRS) sehingga seseorang dapat memantau gempa yang terjadi di seluruh Indonesia selama 24 jam.

“Untuk itu, setiap orang saat ini perlu mewaspadai semua rambu dan peringatan selama informasinya berasal dari institusi resmi, tetapi masyarakat tidak perlu panik,” ujarnya.***(Ninda Fajriati/PR Bandung Raya)

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: PR Bandung Raya

Tags

Terkini

Terpopuler