SUMEDANG BAGUS - Picky eater merupakan fase yang hampir pasti terjadi pada anak-anak di masa perkembangannya. Ketika Si Kecil memasuki fase ini, biasanya orang tua terutama Ibu perlu memutar otak setiap hari agar anak tidak kekurangan gizi yang dibutuhkan.
Biasanya, orang tua dihadapkan dengan anak yang picky eater saat usia si kecil menginjak 1-3 tahun. Namun, jika kondisi ini tidak diperhatikan terkadang kondisi pemilih makanan dapat berlangsung hingga usia remaja. Perlu diingat, ketika anak kekurangan gizi, tumbuh kembangnya dapat terganggu hingga berisiko terinfeksi berbagai jenis penyakit.
Picky eater hampir terjadi pada 30–70% anak. Beberapa gejala anak yang memiliki kecenderungan picky eater antara lain:
1. Sensory-dependent eaters
Tidak menyentuh makanan yang teksturnya tidak sesuai dengan yang ia sukai atau yang biasa ia makan. Mereka juga tidak mau mengonsumsi makanan yang baunya terlalu tajam atau aneh.
2. Preferential Eaters
Anak makin sulit makan saat orang tua menyajikan tambahan baru dalam makanan kesukaannya.
Baca Juga: Jenis-Jenis Vitamin dan Manfaatnya Bagi Tubuh
3. General Perfectionists
Hanya mau makan jika tampilan makanan dipiringnya sempurna. Misalnya, susunan makanan tidak berantakan, tidak diaduk, atau tidak disentuh dengan tangan.
4. Behavioral Responders
Anak ingin letak nasi dipiringnya ada di tengah, sayur dipisah, hanya ingin makan telur bagian kuningnya saja, dan lain-lain.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa (picky eater) adalah kondisi saat anak menolak untuk makan karena memilih-milih makanan yang akan dimakannya.
Keadaan ini mungkin membuat perasaan ibu campur aduk, seperti rasa khawatir, kesal, gemas, sampai stres.
Namun, sebaiknya seorang ibu harus tetap sabar karena kebiasaan ini wajar terjadi pada anak.
Penyebab Anak yang Picky Eater
Kondisi picky eater dapat terjadi karena beberapa penyebab yang harus diperhatikan orang tua. Ini penyebab picky eater pada anak yang umum terjadi:
1. Anak merasa tidak lapar atau bosan.
2. Tidak menyukai tekstur makanan.
3. Anak mengalami sakit seperti sariawan, gigi berlubang, atau infeksi pada gusinya.
4. Masalah psikologis seperti kurang perhatian, hubungan orang tua yang kurang harmonis.
5. Pernah alami trauma makan, seperti pernah dipaksa makan atau rasa makanan yang tidak enak.
6. Terlambat memperkenalkan makanan pada anak.
7. Pola asuh pemberian makan, seperti pola asuh otoriter dengan tekanan meningkatkan risiko anak picky eater.
Setiap anak pastinya mempunyai penyebab picky eater yang berbeda-beda. Penting bagi orang tua untuk memahami penyebab anak picky eater, lalu mencari cara untuk mengatasinya.***