Penerimaan Mahasiswa Baru 2024/2025, Unpad Berlakukan Beberapa Kebijakan

- 11 Januari 2024, 20:25 WIB
Ilustrasi Unpad
Ilustrasi Unpad /unpad.ac.id/

SUMEDANG BAGUS -- Masa penerimaan mahasiswa baru akan segera dimulai. Beberapa perubahan kebijakan dibuat pihak perguruan tinggi agar masyarakat semakin nudah melanjutkan pendidikan. Salah satunya Universitas Padjadjaran atau Unpad.

Pada masa penerimaan mahasiswa baru (PMB) tahun akademik 2024/2025, Unpad memberlakukan sejumlah kebijakan yang berpihak kepada calon mahasiswa baru. Program keberpihakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat untuk bisa melanjutkan studi di perguruan tinggi.

Baca Juga: PIP Kemdikbud 2024 Tahap 1 Segera Cair Adakah Warga Sumedang yang Mendapatkannya

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad Prof. Arief S. Kartasasmita mengatakan, ada empat program keberpihakan Unpad untuk penerimaan mahasiswa baru tahun 2024. Hal tersebut disampaikan Prof. Arief saat menggelar jumpa pers di ruang Executive Lounge Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, pada Kamis 11 Januari 2024.

Empat program tersebut, yaitu beasiswa untuk peserta berkebutuhan khusus (difabel) yang masuk melalui jalur SNBP dan SNBT; program undangan bagi siswa berprestasi yang tinggal di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T); undangan bagi siswa berprestasi dari kalangan keluarga yang belum pernah melanjutkan studi ke perguruan tinggi; hingga undangan bagi siswa yang sekolahnya belum terepresentasikan di Unpad.

Beasiswa bagi Difabel
Prof. Arief mengungkapkan, tahun ini Unpad memberikan perhatian khusus bagi kelompok disabilitas. Unpad meyakini banyak difabel yang memiliki potensi untuk bisa melanjutkan studi di perguruan tinggi.

“Karena keterbatasan difabelnya tentu selama ini mereka tidak bisa dipertandingkan head to head dengan teman-teman yang bukan difabel. Untuk itu kami berikan perhatian khusus bagi teman-teman difabel untuk (mendaftar ke Unpad) lewat SNBP dan SNBT,” ujarnya.

Tahun ini, seluruh program studi di Unpad punya kesempatan sama bagi kelompok difabel untuk mendaftar. Namun, kata Prof. Arief, Unpad akan tetap mengingatkan peserta untuk memilih program studi yang sesuai dengan kondisi yang dialaminya.

Selain itu, Unpad akan mendorong setiap pengelola program studi untuk memberikan perhatian khusus kepada mereka yang memiliki keterbatasan. “Sehingga mereka bisa berkuliah tanpa mengurangi kesempatan mereka untuk bisa mendapatkan akses yang baik di Unpad,” kata Prof. Arief.

Undangan bagi Siswa Berprestasi dari Wilayah 3T
Melalui program tersebut, Unpad mengundang siswa berprestasi dari sekolah yang berada di wilayah yang termasuk kelompok 3T di Indonesia. “Kami akan undang siswa terbaik di sana untuk kami berikan semacam free pass untuk bisa masuk ke Unpad tanpa perlu mengikuti tes-tes yang cukup berat,” ujarnya.

Perhatian tersebut dilakukan mengingat tidak semua siswa Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Khusus untuk lokasi 3T, Prof. Arief membuka bahwa program ini terbuka bagi seluruh provinsi di Indonesia.

Di Jawa Barat, Unpad akan memprioritaskan calon mahasiswa baru yang berasal dari wilayah-wilayah di pesisir selatan. Hal itu karena, meski persentase mahasiswa asal Jabar di Unpad sekira 67 persen, jumlah tersebut masih diisi oleh mahasiswa asal kota-kota besar di Jabar.

Undangan bagi Siswa dari Keluarga yang Belum Pernah Melanjutkan ke PT
Pada program tersebut, Unpad mengundang siswa berprestasi dari keluarga yang anggotanya belum pernah atau belum ada yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

“Jadi kalau di keluarga tersebut tidak pernah ada yang berkuliah, maka yang pertama kali itu akan kami berikan perhatian khusus. Karena dia akan menjadi wakil pertama dari keluarga tersebut untuk bersekolah ke perguruan tinggi,” paparnya.

Direktur Pendidikan dan Internasionalisasi Unpad Mohamad Fahmi, S.E., M.T., menilai, program tersebut bertujuan untuk membuka peluang bagi masyarakat yang selama ini belum punya akses ke perguruan tinggi. Diharapkan, program ini akan membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga tersebut.

Sebagai implementasinya, Unpad akan membuka pendaftaran khusus untuk program ini pada Jalur Mandiri. Calon pendaftar diminta memasukkan dokumen yang diperlukan serta pernyataan bahwa selama ini belum ada anggota keluarganya, termasuk orang tuanya, yang punya pendidikan tinggi.

“Jadi, satu pun di keluarganya, termasuk ayah ibunya, punya pendidikan tinggi,” kata Fahmi.

Undangan untuk Siswa Berprestasi dari Sekolah yang Kurang Terepresentasi
Prof. Arief menjelaskan, program tersebut terbuka bagi siswa dari sekolah yang selama ini lulusannya belum pernah ada yang diterima di Unpad. Mereka akan diprioritaskan untuk bisa diterima di Unpad.

“Jadi jangan berkecil hati kalau ada teman-teman yang berasal dari sekolah yang seniornya belum pernah ada yang diterima di Unpad,” ujarnya.

Unpad telah memiliki database sekolah yang berhasil diterima di Unpad dalam lima tahun terakhir. “Nanti kami lihat kalau ada yang lulus dari sekolah yang belum pernah diterima di Unpad, maka kami akan berikan perhatian khusus,” imbuh Prof. Arief.

Tidak Ada Kenaikan UKT
Di hadapan para wartawan, Prof. Arief menegaskan, Unpad tidak akan menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk tahun akademik 2024/2025. "Mohon ini disampaikan, takut ada yang khawatir, begitu nanti masuk kena jebakan Batman UKT-nya meningkat. Kami sampaikan di awal, kami tidak aka kenaikan UKT tahun 2024,” tegasnya.

Prof. Arief mengatakan, Unpad menganut prinsip bahwa UKT mahasiswa harus berkeadilan sesuai kemampuan orang tua. Unpad juga memandang bahwa saat ini, masih banyak masyarakat yang belum pulih ekonominya pascapandemi Covid-19. Dasar tersebut yang menjadikan Unpad tidak menaikkan UKT untuk tahun akademik 2024/2025.

“Kami lakukan efisiensi dalam proses belajar mengajar, sehingga tanpa menaikkan UKT pun kami berusaha semaksimal mungkin agar kualitas pendidikan tidak berubah,” ujarnya.

Selain itu, sebagai PTN Badan Hukum, Unpad juga terus memperkuat satuan usaha sehingga proses subsidi silang tidak lagi berasal dari mahasiswa, tetapi dari hasil satuan usaha yang dijalankan Unpad sebagai PTN Badan Hukum.

Saat ini, ada delapan kelompok UKT di Unpad. Dimulai dari UKT paling rendah sebesar Rp 500 ribu sampai UKT tertinggi. Penghitungan UKT sangat bergantung pada Biaya Kuliah Tunggal (BKT).

Prof Arief pun menegaskan, pihaknya berupaya agar UKT tidak melewati BKT, “Kami berusaha agar UKT tidak melewati BKT, sehingga prinsipnya UKT di Unpad adalah berkeadilan." ***

Editor: B. Hartati

Sumber: Unpad.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x