TAHUKAH KAMU! Inilah Perbedaan Antara Transmisi Manual dengan Automatic Pada Kendaraan

- 26 Februari 2022, 15:30 WIB
Tuas perseneling yang digunakan untuk mengontrol perpindahan gigi pada kendaraan.
Tuas perseneling yang digunakan untuk mengontrol perpindahan gigi pada kendaraan. /Pixabay/Webandi

SUMEDANGKLIK – Agar kendaraan bisa melaju, maka diperlukan sebuah sistem yang disebut transmisi. Transmisi akan meneruskan tenaga dari mesin ke komponen poros yang disebut gardan.

Selain itu, transmisi juga berfungsi untuk mengatur kecepatan yang dihasilkan pada poros output, sehingga menghasilkan tingkat laju kecepatan kendaraan yang diinginkan.

Kegunaan lainnya dari komponen transmisi ini yaitu mengubah perbandingan gigi dan untuk mengubah momen. Pada mobil, fungsi transmisi ini juga agar mobil bisa bergerak maju atau mundur.

Baca Juga: 6 Fakta Menakjubkan Presiden Rusia Vladimir Putin, Nomor 5 Bikin Ciut Nyali Lawan

Umumnya pada kendaraan, ada dua jenis transmisi, yaitu transmisi manual dan otomatis.

Namun, tahukah anda apa yang membedakan sistem transmisi ini dan apa pengaruhnya? Mari kita simak penjelasannya berikut ini.

  1. Sistem Transmisi Manual

Transmisi ini menghasilkan perubahan momen secara bertahap. Transmisi ini memiliki beberapa bentuk mekanisme untuk perubahan momen tersebut.

Baca Juga: Update Gempa Pasaman. Kebutuhan Mendesak Ini yang Dibutuhkan Pengungsi !!!

Saat mengendari mobil dan menemukan tanjakan, tentu respon pengemudi akan memindahkan tuas perseneling ke gigi rendah. Semakin rendah gigi kendaraan, maka menghasilkan momen yang besar.

Berbanding terbalik ketika menemui jalanan yang datar atau turunan. Momen yang besar jadi tidak terlalu dibutuhkan. Sebab, yang dibutuhkan adalah kecepatan putaran mesin atau rotation per minute (RPM).

Jika pengemudi memindahkan perseneling ke gigi 1 untuk melaju di jalan datar, mobil menjadi menggerung dan kesulitan akselerasi.

fakta menBaca Juga: Fakta Menarik Volodymyr Zelensky, Presiden Ukraina Berdarah Yahudi yang Jadi Target Utama Rusia

Tipe transmisi manual:

  1. Sliding Mesh

Tipe ini adalah tipe paling awal dari transmisi dengan skema yang sederhana. Cara kerja dalam pemindahan giginya yaitu dengan menggeser langsung roda gigi input dan outputnya. Untuk memasukkan gigi 1, pengemudi harus menggeser sliding gear pada kecepatan 1 agar tertarik dengan counter gear.

Kelemahan tipe transmisi ini, yaitu proses pemindahan yang sangat kasar. Hal ini karena di dalam kondisi putaran tinggi, lalu mengaitkan dua roda gigi yang putarannya berbeda. Selain itu, perpindahan gigi tidak bisa dilakukan secara langsung. Harus ada jeda waktu melakukan perpindahan.

Maka dari itu, jenis transmisi ini tidak lagi digunakan.

Baca Juga: Curhatan Presiden Ukraina yang Dicuekin NATO: Kami Sendirian Hadapi Rusia, NATO Takut!

  1. Constant Mesh

Secara konstruksi, tipe constant mesh masih sama dengan jenis sliding mesh. Namun, jenis telah menggunakan keterkaitan roda gigi tetap. Dengan demikian, maka output gear hanya bisa dihubungkan ke poros output melalui sebuah kopling.

Tipe transmisi constant mesh ini perkaitannya lebih baik dibandingkan dengan tipe sliding mesh. Diameter gigi yang lebih kecil dan jumlah gigi yang lebih sedikit, dapat meminimalisir kerusakan yang mungkin timbul pada gigi selama saling berkaitan.

Mengenai cara kerjanya, tipe ini cukup rumit karena pada saat mesin hidup, poros input akan langsung memutar counter gear yang dibuat agar selalu terhubung dengan output gear.

Baca Juga: Capek Ditagih Terus-terusan? Ini Cara Kuno yang Bisa Dipraktikkan untuk Melunasi Hutang Pinjol

  1. Tipe Syncron Mesh

Sistem transmisi ini adalah sistem transmisi yang banyak digunakan pada kendaraan bertransmisi manual saat ini, karena dianggap mampu memberikan perpindahn gigi yang lebih halus.

Konstruksi transmisi ini seluruh roda gigi pada main shaft terhubung bebas. Sedangkan syncron mesh dengan poros utama terhubung sliding. Transmisi jenis ini dapat menyamakan putaran antara input dan output shaft.

Keuntungan transmisi ini juga memungkinkan perpindahan gigi dengn lembut dan cepat tanpa menimbulkan bahaya pada gigi dan tidak memerlukan injakan dengan kopling ganda.

Baca Juga: Rusia Gencarkan Invasi ke Ukraina Pagi Ini ke Kyiv, Dmytro Kuleba: Ini Perang Agresi!

  1. Sistem Transmisi Otomatis

Sistem ini menggunakan metode automatic gear shafting, sehingga tetap pada kecepatan 1 – 2 serta seterusnya. Pemindahan gigi berlangsung secara otomatis.

Transmissions Control Module, jadi komponen yang memindahkan gigi melalui tuas selenoid sebagai aktuatornya. Namun meskipun bekerja secara otomatis, jenis transmisi ini tetap dilengkapi dengan tuas transmisi untuk memposisikannya pada posisi netral (N), park (P), driving (D), reverse (R), dan M.

Pada posisi D, sistem akan secara otomatis bekerja. Tentunya tidak adanya sebuah kopling pada jenis transmisi ini.

Baca Juga: Banjir Bandang di Kabupaten Seram Bagian Timur Sebabkan 842 Jiwa Mengungsi

Tipe sistem transmisi ini terbagi menjadi tipe Manumatic. Transmisi ini menggabungkan transmisi manual ke otomatis.

Pengemudi cukup memilih tanda plus (+) untuk menaikan rasio perpindahan gigi dan tanda minus (-) untuk menurunkan rasio perpindahan gigi.

Selain itu, ada juga tipe Semiautomatic. Sistem ini menggunakan sensor elektrik, sistem neomatik, dan kontrol serta aktuator untuk mengeksekusi hasil pendeteksian sensor-sensor ketika memindahkan rasio perpindahan gigi transmisi.

Baca Juga: KEREN! Taeyon SNSD Raih 'Perfect All Kill' Dengan Singelnya INVU di Tangga Lagu Korea

Pengemudi, dapat merasakan sistem transmisi manual dan otomatis. Jika pengemudi sedang menggunakan sistem transmisi manual, maka tidak perlu lagi menginjak pedal kopling karena pedal kopling pada transmisi ini, sudah teratur secara otomatis.

Kemudian, Hydrolic-automatik Transmission. Cara kerja transmisi ini konversi energi mekanik dari mesin menjadi kinetik yang disalurkan ke sistem pemindah tenaga berakhir hingga ke roda.

Komponen utamanya berupa Torque Converter, electonic control transmission, planetary gear unit, dan body valve.

Baca Juga: Dosa Zina di Mata Islam, Syekh Ali Jaber Ungkap Kenapa Perbuatan Ini Dibenci Allah SWT

Selanjutnya yaitu tipe Continous Variable Transmission atau CVT. Transmisi ini masih bisa dikatakan berjenis matik, tapi perpindahan gigi berlangsung secara variable yang membutuhkan dua buah gear dengan variabel daiameter yang dihubungkan dengan sebuah belt.

Pada jenis transmisi ini, gigi dinamakan drive gear dan driven gear. Diameter kedua gear tersebut selalu berlawanan.  Jadi, ketika diameter driver gear kecil, maka diameter driven gear akan berukuran besar. Inilah yang akan memuat putaran mesin direduksi dan torsinya bertambah.

Sebaliknya, jika diameter drive berukuran besar, putaran output akan tetap bisa disamakan dengan input dari mesin.

Baca Juga: Empat Oknum Petugas Bandara Soekarno-Hatta Nekat Palsukan Dokumen Hasil Swab Test Antigen Covid-19

Tipe CVT mampu memberi tenaga spontan saat berada di tanjakan. Perpindahan gigi tidak terasa dan pastinya lebih irit dari pada matik biasa lantaran tidak menggunakan torque converter.

Namun tipe ini harus menjaga kualitas dan kuantitas dari cairan transmisi. Dalam perawatannya pun gantiannya mengikuti rekomendasi dari pabrikan. ***

Editor: Ecep Sukirman

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah