The Daddies Sukses Revans Atas Korea Selatan, Wakili Indonesia di Final BWF World Tour Finals 2020

- 30 Januari 2021, 17:00 WIB
Pasangan Mohammad Ahsan-Hendra Setiawan.
Pasangan Mohammad Ahsan-Hendra Setiawan. /badmintonindonesia.org
PR SUMEDANG - Pasangan Ganda Putra berjuluk The Daddies, Mohammad Ahsan-Hendra Setiawan berhasil merebut tiket final di pertandingan BWF World Tour Finals 2020, setelah sukses revans dengan mengalahkan Choi Sol Gyu/Seo Seung Jae (Korea Selatan).
 
Dalam babak semifinal yang berlangsung Sabtu, 30 Januari 2021, mereka lancar melalui straight game dalam waktu 34 menit, dengan skor 23-21, 21-13.
 
Mengawali gim pertama yang berlangsung di Impact Arena, Bangkok, terjadi persaingan cukup sengit antara wakil Indonesia dan wakil Korea Selatan itu.
 
Terbukti, meski pasangan Korea Selatan sudah tertinggal empat point saat kedudukan 16-12, tetapi mereka berusaha mengejar dan menyamakan skor menjadi 18-18, 20-20, 21-21.
 
Pada akhirnya gim pertama ini dimenangkan ahsan/hendra dengan 23-21 dalam 17 menit.
 
 
Kemudian berlanjut ke gim kedua, Ahsan/Hendra begitu percaya diri, seolah Juara All England 2019 ini tidak memberikan kesempatan lawan untuk unggul.
 
Bahkan, mereka terlihat makin solid dalam bermain dengan lawan yang sempat menyusahkan ini, hingga tiket ke partai puncak berhasil diraih setelah menang 21-13.
 
"Syukur Alhamdulillah sudah menang hari ini dan masuk final. Selama pertandingan berusaha lebih tenang dan enjoy. Kalau mainnya lebih tenang, penempatan bolanya juga lebih enak," ungkap Ahsan, seperti dikutip PikiranRakyat-Sumedang.com dari Badminton Indonesia.
 
Ahsan pun berani membeberkan kunci kemenangan atas pasangan Negeri Gingseng itu, bahwa tiada lain memperbanyak posisi menyerang, seraya menguatkan defense.
 
"Tetap kita pegang depannya dulu, supaya mereka banyak mengangkat dan kita banyak menyerang, itu sih kuncinya dari depan dulu. Memang kita juga menguatkan defense supaya tidak mudah tembus," Ahsan menjelaskan kunci kemenangannya hari ini.
 
 
Sedangkan Hendra Setiawan memandang pertandingan sengit itu sebagai hasil pengamatan mereka atas hasil-hasil head to head sebelumnya yang tidak memuaskan.
 
"Saya belajar dari pertemuan sebelumnya, ada sedikit perubahan. Kami tadi bermain tidak selalu keras, meskipun main di depan, tapi kami rem sedikit. Jadi merekanya lebih sulit, karena di pertandingan sebelumnya kalau kita menekan terus di depan, mereka lebih senang," jelas Hendra.
 
"Gim kedua mereka juga mainnya tetap begitu, tidak ada perubahan. Jadi kami lebih enak mengatur. Mungkin Seung Jae sudah agak capek, tadi saya liat dia sudah agak berat. Apalagi dia bermain rangkap (ganda campuran)," tambah Hendra.
 
Pada akhirnya, mereka pun menyimpulkan bahwa keyakinan pada diri sendiri untuk memenangkan pertandingan pun sangat dibutuhkan. Pasalnya, Ahsan/Hendra kalah dalam dua laga terakhir melawan Sol Gyu/Seung Jae pada penyisihan grup B Kamis 28 Januari 2021 dengan skor 19-21, 16-21 dan perempat final Yonex Thailand Terbuka, Jumat, 15 Januari 2021 dengan skor 16-21, 19-21.
 
"Meskipun dikejar harus tetap fokus, dari kemarin memang begitu terus, dikejar terus, tapi ya berusaha lebih tenang saja. Berdoa dan tidak mau memikirkan 'yah dikejar lagi', justru harus yakin kalau pertandingan ini masih bisa dimenangkan," ungkap Ahsan.
 
 
Diakui keduanya, menghadapi tiga pertandingan beruntun memang tidak mudah, apalagi bagi mereka dengan usia yang tergolong tidak muda lagi.
 
Bahkan, Hendra pun mengakui harus banyak mempersiapkan diri, terutama dari sisi tenaga dan fisik.
 
"Kalau untuk menjaga fokus sih bisa diatasi. Setiap pertandingan, fokus, terus bisa relaks lagi. Sementara yang jadi masalah itu memang faktor usia, tenaga, dan fisik. Dari kemarin sudah kalah, ya kita kembalikan lagi fisiknya. Ada gym-nya sedikit, buat saya itu penting dan berpengaruh," jelas Hendra.
 
"Kalau saya lebih ke diri sendiri, menyiapkan diri sendiri untuk final besok. Kalau strategi nanti sebelum main akan dibahas dengan Ko Herry. Jadi siapkan mental saja, siap capek," tuturnya.
 
 
Sementara itu, pelatih Herry Iman Pierngadi pun angkat bicara dari hasil memuaskan anak didiknya, bahwa  untuk pemain senior seperti The Daddies, Herry lebih banyak memberikan pilihan cara seperti apa yang terbaik bagi mereka masing-masing.
 
"Justru saya mengikuti mereka. Mereka maunya seperti apa untuk menjaga kondisinya. Mereka yang tahu kondisi badannya seperti apa. Jadi jangan pemain yang ikut pelatih. Apalagi ini pemain senior, jadi saya banyak kasih pilihan ke mereka," jelas Herry, pelatih Ganda Putra.
 
Dengan demikian, kemenangan hari ini, kuncinya memang pada kemenangan gim pertama, disertai strategi yang sudah dievaluasi dari dua kekalahan sebelumnya pun bisa diterapkan.
 
"Selama di Thailand sudah dua kali pertemuan (dengan Korea Selatan), dua kali kalah. Jadi selalu dievaluasi cara mainnya bagaimana. Tadi saat diterapkan bisa berhasil," kata Herry.
 
"Kuncinya memang pada gim pertama, meskipun setting tapi bisa menang, jadi semangatnya lebih bertambah. Sementara yang kalah pasti lebih nge-drop. Di luar itu strateginya cukup berhasil," tambahnya.
 
 
Sementara itu,  babak final sudah di depan mata mereka, Ahsan/Hendra hanya harus menghadapi Lee Yang/Wang Chi Lin (Chinese Taipei).
 
Meski sebelumnya, mereka sudah bertemu pada semifinal Toyota Thailand Terbuka pada Sabtu, 23 Januari 2021 dengan skor 14-21, 22-20, 21-12. Terlihat saat itu, kemenangan berada di tangan wakil Chinese Taipei tersebut. 
 
"Siapapun lawannya, yang harus tetap dijaga itu fokus dan konsentrasi Ahsan/Hendra untuk menghadapi final besok," pungkas Herry menutup dengan optimis.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Badminton Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah