SUMEDANG BAGUS -- Belakangan ini beredar video di media sosial yang mengingatkan tentang bahaya penyebaran SO2 atau sulfur dioksida akibat erupsi Gunungapi Ruang. Menyikapi video yang beredar, Penyelidik Bumi Madya PVMBG Badan Geologi Sofyan Primulyana menyatakan, setiap erupsi gunung api pasti akan mengeluarkan gas-gas vulkanik.
"Setiap erupsi gunung api pasti akan mengeluarkan gas-gas vulkanik diantaranya SO2 dalam konsentrasi yang bervariasi di setiap gunung api, tergantung kondisi magma di bawah permukaan dan intensitas erupsinya," ujar Sofyan dalam keterangan pers tertulis pada 21 April 2024.
Baca Juga: PVMBG Badan Geologi Cabut Rekomendasi Potensi Tsunami di Kawasan Gunungapi Ruang
Sofyan menyatakan, jika dalam konsentrasi diatas 2 ppm sebetulnya SO2 berbau tajam dan dapat menyebabkan iritasi hidung dan saluran tenggorokan, serta saluran pernafasan. Selain itu SO2 dapat mengiritasi mata dan selaput lendir mata.
Meski begitu, Sofyan mengungkapkan, SO2 yang dierupsikan oleh suatu gunung api biasanya akan terencerkan oleh udara atmosfer. "Sebagian akan teradsorpsi oleh abu dan sebagian lagi akan beraksi dengan uap air di atmosfer membentuk droplet atau tetes air yg bersifat asam," tuturnya.
Sofuan juga menambahkan, "Sebagian lagi kalau menembus lapisan yang lebih jauh lagi menurut para ahli klimatologi yang saya baca dapat menimbulkan efek rumah kaca."
Namun, hingga berita ini dibuat, pihak PVMBG Badan Geologi belum menjelaskan mengenai seberapa besar konsentrasi SO2 yang terjadi di Gunungapi Ruang. Imbauan menggunakan masker pun hanya diberikan bagi warga di sekitar Gunungapi Ruang.***