Masyarakat Adat Bati Waswas Dengan Hadirnya Perusahaan Migas

- 7 September 2023, 00:05 WIB
Ilustrasi hutan.
Ilustrasi hutan. /Pixabay/ArtTower/

SUMEDANG BAGUS - Hutan telah lama menjadi sumber kekuatan dan kehidupan bagi masyarakat adat Bati (Maluku) yang mayoritas hidup secara tradisional dan bergantung pada alam. Dalam budaya mereka, alam bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga identitas dan warisan yang harus dijaga dengan baik.

Kehidupan masyarakat adat Bati sangat erat terkait dengan hutan, di mana mereka menggantungkan hidup dengan berburu dan memanfaatkan sumber daya alam sekitar. Konflik sumber daya alam telah mengancam kehidupan mereka. Saat ini, mereka sedang bersatu dalam perjuangan menolak kehadiran dua perusahaan migas yang berencana masuk ke wilayah mereka. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah PT Balam Energy Limited dan PT Bureau Geophysical Prospecting.

Baca Juga: Konflik Agraria di Sumatera Barat: Upaya Penyelesaian Masih Mencari Jalan Keluar

Keprihatinan masyarakat adat Bati tidak terlepas dari keprihatinan global tentang dampak eksploitasi sumber daya alam terhadap lingkungan dan komunitas lokal. Mereka khawatir bahwa kedatangan perusahaan migas ini akan mengganggu ekosistem alam yang telah menjadi sumber kehidupan mereka selama berabad-abad.

Dalam pertarungan mereka, masyarakat adat Bati mendapat dukungan dari berbagai organisasi lingkungan dan kelompok advokasi hak asasi manusia. Mereka bersatu untuk mempertahankan hak mereka atas tanah dan sumber daya alam, serta untuk melindungi keberlanjutan budaya dan lingkungan mereka.

Baca Juga: Wulan Guritno Diusulkan Jadi Duta Anti Judi Online

Tantangan yang dihadapi oleh masyarakat adat Bati adalah cerminan dari konflik yang sedang berkecamuk antara kepentingan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Bagi mereka, hutan bukan hanya sumber kehidupan, tetapi juga bagian tak terpisahkan dari identitas dan warisan budaya yang mereka banggakan.***

Editor: Achmad Wirahadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah