Sejarah Hari Suci Waisak

- 4 Juni 2023, 22:25 WIB
ILUSTRASI Waisak
ILUSTRASI Waisak /Pixabay/susuteh

4. Kebenaran tentang Jalan Menuju Pembebasan (Magga): Ajaran ini menyatakan bahwa ada jalan atau metode untuk mencapai pembebasan dari penderitaan. Jalan ini dikenal sebagai Sepuluh Jalan Mulia (Noble Eightfold Path). Jalan ini mencakup delapan aspek yang harus dikembangkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain pemahaman yang benar, pikiran yang benar, ucapan yang benar, tindakan yang benar, mata pencaharian yang benar, usaha yang benar, konsentrasi yang benar, dan kesadaran yang benar.

Empat Ajaran Mulia ini menjadi landasan utama bagi praktik spiritual dan pengembangan diri dalam agama Buddha. Mereka menawarkan pemahaman tentang penderitaan, penyebab penderitaan, pembebasan dari penderitaan, dan jalan untuk mencapai pembebasan tersebut.  

Baca Juga: 32 Biksu melakukan Perjalanan dari Thailand ke Borobudur.

Perayaan Waisak juga memperingati nirwana atau wafatnya Buddha. Pada usia 80 tahun, Buddha wafat di Kushinagar, India. Menurut tradisi, saat Buddha wafat, langit menjadi tenang, dan berbagai keajaiban terjadi. Perayaan Waisak pertama kali dirayakan pada abad ke-3 SM di India. Namun, perayaan ini menjadi lebih terkenal setelah penyebaran agama Buddha ke berbagai wilayah Asia.

Saat ini, Waisak dirayakan dibanyak negara yang memiliki komunitas Buddha yang signifikan, termasuk Sri Lanka, Thailand, Myanmar, Kamboja, Laos, Vietnam, Indonesia, dan beberapa bagian Tiongkok. Perayaan Waisak biasanya melibatkan kegiatan keagamaan, seperti persembahyangan, meditasi, dan khotbah agama. Umat Buddha berkumpul di vihara (tempat ibadah Buddha) untuk mengenang ajaran Buddha dan melakukan amal kebajikan.

Selama perayaan, sering kali dilakukan pawai obor dan prosesi mengelilingi tempat-tempat suci. Waisak bukan hanya menjadi momen perayaan agama Buddha, tetapi juga menjadi kesempatan bagi para umat Buddha untuk merefleksikan ajaran-ajaran Buddha dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Perayaan ini juga menjadi kesempatan untuk mempromosikan perdamaian, toleransi, dan harmoni antar umat manusia. Sejarah Waisak memberikan pemahaman tentang akar dan makna perayaan ini yang mendalam. Meskipun tradisi dan praktiknya dapat bervariasi di berbagai negara, inti dari perayaan Waisak tetap sama, yaitu menghormati dan mengenang ajaran Buddha serta mendorong umat Buddha untuk menjalankan ajaran tersebut dalam kehidupan mereka.***

 

Halaman:

Editor: Helmi Surya

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x