Pemerintah Lakukan Upaya untuk Pemulihan Ekonomi Nasional, Menko Airlangga Hartarto Sampaikan Ini

- 5 Maret 2021, 13:00 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. /Dok. Ekon.go.id

PR SUMEDANG - Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak tahun 2020 lalu membuat pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Upaya percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional tersebut dibahas dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2021 pada Kamis, 4 Maret 2021.

Melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang menyampaikan bahwa neraca perdagangan sepanjang tahun 2020 mengalami surplus USD21,74 miliar.

Baca Juga: Gantikan Ji Soo, Na In Woo Dikabarkan Dilirik KBS untuk Perankan On Dal di River Where the Moon Rises

Bahkan, surplus tersebut berlanjut di bulan Januari 2021 dengan nilai USD1,96 miliar dan meneruskan tren surplus selama 9 tahun berturut-turut.

Selain itu, sepanjang tahun 2020 pun nilai ekspor dari sektor pertanian dan industri pun tumbuh dengan positif dengan besaran masing-masing sebesar 14% dan 2,94%.

"Pada saat yang sama kita juga patut bersyukur karena harga komoditas-komoditas, minyak sawit dan pertambangan dalam kontribusi yang baik," ujar Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Baca Juga: Hadir dalam Rakornas Penanggulangan Bencana BNPB 2021, Luhut Binsar Panjdaitan Beri 6 Arahan

Menko Airlangga Hartarto juga menjelaskan bahwa negara tujuan ekspor dari Indonesia bisa menjadi potensi sektor ekspor yang didorong sektor manufaktur.

"Negara-negara tujuan ekspor kita juga masih negara yang selalu menjadi andalan. Hal ini bisa kita lihat bahwa ada potensi sektor ekspor didorong oleh sektor manufaktur," katanya.

Menurut Menko Airlangga, minyak kelapa sawit dan fraksinya mengalami peningkatan nilai ekspor sepanjang tahun 2020.

Baca Juga: Jelang Piala Menpora 2021, Stadion GBLA dan Sijalak Harupat di Inspeksi PT LIB

Peningkatan nilai ekspornya bahkan mencapai USD17,36 miliar atau senilai 10,63% dan tetap berada di puncak klasemen sebagai kontributor utama ekspor di Indonesia.

Atas dasar hal tersebut, minyak sawit menjadi penopang utama ekspor Indonesia dengan didorong harga CPO yang meningkat pada semester II tahun 2020.

Sementara, dari sektor otomotif yang 1,5 juta orang pekerja langsung dan 4,5 tenaga kerja tidak langsung itu menyumbang Rp700 triliun pada PDB tahun 2019.

Baca Juga: Lee Ji Ah akan Muncul Kembali di Episode Terbaru Penthouse Season 2 Pekan Ini

Kemudian, terdapat juga ±7.451 pabrik yang menghasilkan produk input untuk industri otomotif, sehingga diperlukan upaya untuk mempertahankan basis sektor otomotif nasional.

Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akan berfokus pada pendorong pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 melalui berbagai percepatan.

Satu di antaranya adalah insentif dalam bentuk pajak yang diharapkan bisa menjadi penyangga pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Detik-detik Tsunami Hantam Selandia Baru, Warga Sempat Melarikan Diri ke Tempat Tinggi

"Untuk menstimulasi masyarakat, pemerintah mendorong sektor otomotif dan sektor properti yang tentu sangat berpengaruh dalam perdagangan, dengan memberikan fasilitas insentif PPnBM yang sifatnya menurun agar mampu menggairahkan konsumsi," sambung Menko Airlangga.

Selanjutnya untuk sektor emas, kinerja ekspor emas dan Granule tercatat adanya peningkatan menjadi USD5.280 juta pada tahun 2020 lalu.

Negara Indonesia sebagai salah satu negara dengan pemain besar emas dunia sekaligus pemilik lokasi tambang emas terbesar di dunia sudah sepatutnya mendapatkan leverage dari posisi tersebut.

Baca Juga: Ngeri! Tentara Myanmar Gunakan TikTok untuk Ancam Warga yang Menentang Kudeta Militer

"Saat ini sedang dikaji pembentukan bullion bank, karena melihat potensi yang kita miliki ini dapat memberikan banyak manfaat seperti menghemat devisa bagi pemerintah, sumber pembiayaan bagi industri, diversifikasi produk bagi bank, dan return bagi masyarakat," tutur Airlangga.

"Pemerintah juga mendorong pengembangan industri hilir untuk meningkatkan produksi dan ekspor produk hilir di mana 19 smelter mineral telah dibangun pada tahun 2020 dan direncanakan akan terus berkembang hingga 53 smelter yang akan dibangun pada tahun 2024 mendatang," katanya melanjutkan.

Dalam kesempatan yang sama, Menko Airlangga juga menuturkan bahwa peran UMKM menjadi peran yang sangat utama dalam perekonomian Indonesia.

Baca Juga: Usai Terlibat Skandal Bullying, Akhirnya Ji Soo Resmi Didepak dari Drakor River Where the Moon Rises

Hingga kini, tercatat sudah 64,2 juta jumlah UMKM yang berkontribusi untuk 61% PDB, sehingga hal tersebut juga menjadi potensi untuk mendorong ekspor.

Meski begitu, kontribusi UMKM bagi ekspor nasional masih berada di level 15%, sehingga perlu ditingkatkan di mana sektor ini juga menyerap banyak tenaga kerja.

Lebih lanjut, kata Menko Airlangga bahwa pemanfaatan teknologi digital juga sangat diperlukan karena Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang sangat besar hingga pertumbuhannya pun dinilai sebagai yang tercepat dan terbesar di Asia Tenggara.

Baca Juga: Menjelang Isra Miraj, Berikut Doa dan Beberapa Amalan yang Disunnahkan

Nilai ekonomi digital Indonesia juga diproyeksikam mencapai USD124 Milyar di tahun 2025 mendatang di mana pada tahun 2020 mencapai USD44 Milyar.

Sebagaimana diketahui pada masa pandemi Covid-19 ini, transformasi digital sudah selayaknya menjadi keharusan bukan hanya sebagai pilihan lagi.

"Oleh karena itu, untuk tiga tahun ke depan pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur digital sekaligus mendorong peningkatan pemahaman masyarakat untuk memastikan layanan digital menjadi inklusif," ujar Menko Airlangga menambahkan.***

Editor: Nur Annisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah