Dibela hingga Tak Termaafkan, Pembebasan Abu Bakar Ba'asyir Tuai Pro Kontra

- 8 Januari 2021, 21:08 WIB
Abu Bakar Baasyir dinyatakan bebas Jumat, 8 Januari 2021, bebas murni dari penjara.
Abu Bakar Baasyir dinyatakan bebas Jumat, 8 Januari 2021, bebas murni dari penjara. /Twitter/

PR SUMEDANG - Pada hari Jumat, 8 Januari 2021, tersangka dalang bom Bali 2002 yakni Abu Bakar Ba'asyir, resmi dibebaskan dari masa tahanannya yang telah ia jalani selama 10 tahun.

Rika Aprianti selaku juru bicara departemen pemasyarakatan mengonfirmasi pembebasan ulama tersebut.

"Abu Bakar Ba'asyir dibebaskan dari penjara Gunung Sindur pada pukul 5.30 pagi," katanya.

Baca Juga: Lirik Lagu Anneth Delliecia Nasution - Mungkin Hari Ini Esok atau Nanti

Mengenai pembebasan itu, banyak mengundang tanggapan pro-kontra dari publik.

Sebagaimana yang dikutip PikiranRakyat-Sumedang.com dari Reuters, pembebasan Abu Bakar Ba'asyir merupakan hal sulit, karena telah menewaskan sebanyak 88 warga Australia.

Namun, di sisi lain, beberapa orang Indonesia membela pembebasan ulama tersebut, dengan mengatakan Abu Bakar Ba'asyir telah menghabiskan waktunya sebagai seorang muslim yang taat.

Baca Juga: Dynamite - BTS Raih Kemenangan ke-30 di Music Bank, Penggemar Ramaikan Tagar Dynamite30thWin

"Ada banyak orang yang mendiskreditkan umat Islam, mengira kami terkait dengan terorisme, tapi ternyata tidak," kata Asqar Kustiwa, warga Depok.

Eddy Hartono perwakilan dari badan anti-terorisme Indonesia dalam sebuah pernyataan menyatakan bahwa Ba'asyir akan menjalani program deradikalisasi.

Eddy juga menambahkan bahwa ia berharap ulama tersebut dapat memberikan dakwah yang damai dan menenangkan setelah dibebaskan.

Baca Juga: ShopeePay Bekerja Sama dengan Live.On, Hadirkan Kanal Pembayaran Digital Terbaru di Aplikasi Live.On

Sebagai informasi, setelah serangan bom Bali, Indonesia membentuk unit elit anti-teroris yang melemahkan Jemaah Islamiah (JI) dan mengakibatkan puluhan tersangka militan ditangkap atau dibunuh.

Tetapi kelompok ekstremis lainnya justru membentuk dan melakukan serangan di negara mayoritas muslim terbesar di dunia saat ini, sementara bulan lalu polisi menangkap 23 militan.

Menjelang pembebasan, Abdul Rohim, putra Ba'asyir, mengatakan bahwa ayahnya akan kembali ke pesantren Al Mukmin, yang didirikan Ba'asyir pada 1970-an dan lulusan pesantren itu dikaitkan dengan jaringan dan serangan militan.

Baca Juga: Sah! Sumedang Resmi Berlakukan PPKM, 75 Persen Pegawai Kantor Kembali WFH

“Dia telah menyelesaikan masa jabatannya. Ini murni sudah berakhir," kata Rohim.

Para analis menuturkan bahwa keunggulan JI saat ini sudah memudar, tetapi digantikan oleh kelompok-kelompok lain yang diilhami oleh ISIS yang disalahkan atas serangan baru.

Mereka mengatakan Bashir tidak memiliki banyak kekuasaan atas JI atau kelompok lain, tetapi masih dapat mempengaruhi militan lain.

"Ba'asyir itu seorang ideolog, kata-katanya akan diikuti dan dijadikan contoh," kata analis Stanislaus Riyanta.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x