Sambut Tahun Baru Imlek 2021, Simak Sejarahnya hingga Awal Mula Amplop Warna Merah dan Petasan

- 19 Januari 2021, 21:43 WIB
Menyambut Imlek 2021, Ilustrasi Lampion saat tahun baru imlek.*
Menyambut Imlek 2021, Ilustrasi Lampion saat tahun baru imlek.* /

PR SUMEDANG - Tahun Baru Imlek pada 2021, akan jatuh pada hari Jumat, 12 Februari mendatang, yang termasuk hari libur nasional.
 
Sebagaimana yang tertuang dalam SKB (Surat Keputusan Bersama) tiga Menteri yaitu Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, tentang hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2021 dari laman resmi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
 
Berdasarkan SKB tersebut, hari Jumat, 12 Februari 2021 menjadi hari libur nasional Tahun Baru Imlek 2572 Kongzili.
 
 
Terdapat kebiasaan yang identik dengan perayaan Tahun Baru Imlek, seperti amplop yang berwarna merah, serta petasan.
 
Kamu yang akan menyambut Imlek di tahun 2021 ini, dapat mengetahui sejarah tentang Tahun Baru Imlek berikut ini termasuk asal muasal kebiasaan yang identik dalam perayaannya, seperti yang dikutip PikiranRakyat-Sumedang.com dari laman Reader's Digest.
 
Tahun Baru Imlek berawal dari penanggalan lunar Cina. Menurut History.com, keberadaan kalender tersebut sudah ada sejak abad ke-14 SM selama Dinasti Shang. 
 
 
Pergeseran kalender Tiongkok diatur ulang setiap kali kaisar baru mengambil kendali. Karena sering kali ditetapkan menurut fase bulan dan titik balik matahari, permulaan Tahun Baru Imlek bervariasi setiap tahun.
 
Tahun Baru Imlek rata-rata dimulai dengan tibanya bulan baru yang terjadi antara akhir Januari dan akhir Februari, berlangsung sampai Festival Lampion yaitu saat bulan purnama di tempat. Ini dapat memakan waktu sekitar 16 hari.
 
Secara tradisional, amplop berwarna merah berisi uang dihadiahkan selama perayaan Tahun Baru Imlek. Namun, asal muasal tradisi tersebut berbeda-beda. 
 
 
Menurut University of California, Irvine, salah satu sumber yang populer adalah legenda seorang yatim piatu muda, selama Dinasti Sung, dia memenangkan pertempuran melawan iblis besar yang meneror desa Chain-Chieu. Para tetua desa memberi anak itu sebuah amplop merah berisi uang sebagai hadiah. 
 
Hingga saat ini amplop berwarna merah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Tahun Baru Imlek.
 
Selain itu, petasan juga menjadi bagian lainnya dari perayaan Tahun Baru Imlek.
 
 
Pada laman Ted.com, penulis ShaoLan Hsueh berbagi cerita di balik kebiasaan ini, yaitu seorang peri yang menyamar sebagai seorang lelaki tua, dia menyelamatkan sebuah kota dari monster yang mengerikan dengan melemparkan tongkat bambu ke dalam api unggun.
 
Ledakan yang dihasilkan oleh bambu tersebut membuat monster itu ketakutan. Alhasil, petasan dinyalakan saat perayaan Tahun Baru Imlek untuk menangkal roh jahat di masa lalu.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reader's Digest


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x