Kisah Perang Badar 17 Ramadhan, Dahsyatnya Umat Islam Menggempur Pasukan Quraisy

19 April 2022, 03:45 WIB
Ilustrasi gambar, selain peristiwa diturunkannya kitab suci Al Quran, 17 Ramadhan juga terkenal dengan peristiwa bersejarahnya yakni perang Badar./thehumblei.com /

SUMEDANGKLIK - Selain peristiwa diturunkannya kitab suci Al Quran, tanggal 17 Ramadhan juga terkenal dengan peristiwa bersejarah yakni perang Badar.

Pertempuran dahsyat yang disebut perang Badar terjadi antara kaum muslim dengan bangsa Quraisy dalam menentang kemusyrikan.

Dirangkum dari berbagai sumber, perang Badar terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah yang juga bertepatan dengan tanggal 17 Maret 624 Masehi.

Sedikitnya 313 umat Islam yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad SAW terlibat dalam pertempuran perang Badar yang hanya dipersenjatai 8 bilah pedang, 6 set baju perang, 70 ekor unta dan 2 ekor kuda.

Baca Juga: Simak Kisah Detik-detik Pertemuan Abuya dengan Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki RA

Beda halnya dengan pasukan kaum Quraisy yang mengerahkan pasukan lebih dari 1000 personil, 600 senjata lengkap, 700 unta dan 300 ekor kuda di dalam perang Badar.

Namun begitu, pasukan Islam mampu mengalahkan musuhnya dalam pertempuran perang Badar.

Di dalam Al Quran, perang Badar dijelaskan dalam beberapa ayat, salah satunya yakni di surat Ali Imran QS 3:123.

Artinya: “Sesungguhnya Allah telah menolongmu dalam peperangan Badar. Padahal, kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Oleh sebab itu, bertakwalah kepada Allah agar kamu mensyukuri-Nya.”

Baca Juga: Korban: Lebih Baik Melawan daripada Harus Mati di Tangan Begal

Secara historis, kata 'Badar' berasal dari nama sumber mata air yang terletak di antara Makkah dan Madinah.

Oleh sebab itu, pertempuran besar di bulan Ramadhan yang sangat dahsyat itu dinamakan perang Badar.

Awal-mulanya, tersiar kabar di Kota Madinah bahwa ada kafilah besar dari kaum Quraisy yang meninggalkan Syam untuk pulang ke Makkah.

Kafilah tersebut membawa barang-barang perniagaan yang nilainya sangat besar berupa 1.000 ekor unta beserta barang-barang berharga lainnya.

Baca Juga: Cara Membuat Roti John, Sangat Praktis dan Cocok Untuk Menu Buka Puasa atau Sahur

Namun sebenarnya, perang Badar sendiri merupakan penyergapan terhadapa rombongan kafilah pimpinan Abu Sufyan yang pulang sehabis berdagang di Suriah.

Pada masa itu, penyergapan di dalam perang Badar terhadap bangsa Quraisy menjadi momen penting, pasalnya sengan menghancurkan kaum musyrikin, umat Islam dapat melebarkan pengaruhnya di tanah Arab.

Seorang penulis Karen Amstrong, dalam bukunya 'Muhammad: Prophet for Our Time (2006)' menulis bahwa sebenarnya Abu Sufyan telah mendengar kabar bahwa umat Islam yang dipimpin Nabi Muhammad SAW merencanakan penyergapan terhadap kafilahnya.

Abu Sufyan pun lantas mengambil jalur yang berbeda dari biasanya. Ia beserta rombongan Quraisy lainnya akhirnya bertolak menjauhi jalur pantai Laut Merah, dan mengirim utusan untuk berangkat duluan ke Makkah demi meminta bantuan.

Baca Juga: Jisoo Bongkar Rencana Comeback BLACKPINK, Jawabannya Bikin BLINK Makin Antusias!

Mendengar bahwa umat Islam akan menyerang kafilah Abu Sufyan, kaum Quraisy di Makkah pun turut terpancing dalam kemarahan.

Pasalnya, kaum Quraisy di Makkah menganggap bahwa rencana penyergapan oleh pasukan Islam Madinah itu dinilai menodai kehormatan kaumnya.

Mereka pun segera memasok pasukan tambahan dengan jumlah 1000 orang dalam menghadapi pasukan Islam yang jumlahnya minim.

Seperti diketahui, di antara pasukan Quraisy itu bahkan terdapat kerabat Nabi Muhammad SAW dari kabilah bani Hasyim, seperti pamannya, Abbas bin Abdul Muthallib, Hakim (sepupu Khadijah) dan banyak lagi.

Baca Juga: Tambah Satu Pembalap, Fitra Eri Optimistis Musim Balap Tahun Ini HBC Racing Team Kembali Jadi Juara Nasional

Pertempuran besar dalam perang Badar sebenarnya di luar perkiraan umat Islam.

Awalnya, Nabi Muhammad SAW merencanakan pengerahan pasukan umat Islam untuk melakukan penyergapan seperti biasanya, dan bukan untuk berperang habis-habisan melawan umat Quraisy.

Oleh sebab itu, pasukan Islam saat itu hanya berjumlah 313 orang saja.

Dalam buku 'Footsteps of the Prophet: Lessons from the Life of Muhammad (2014)' menuliskan, ketika kedua pasukan berkemah di Badar, tampak sekali perbedaan kekuatan antara pasukan Quraisy dan pasukan Islam yang dipimpin Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Duh! Jungkook BTS Ditantang Adu Jotos Choo Sung Hoon, ARMY Ramai-ramai Komentar 'Save The Puppy'

Ketika pasukan Islam menyadari besarnya jumlah pasukan Quraisy Makkah berserta persenjataan lengkapnya, Nabi Muhammad SAW sempat memohon pertolongan Allah SWT.

“Ya Allah, jikalau rombongan yang bersamaku ini ditakdirkan untuk binasa, takkan ada seorang pun setelah aku yang akan menyembah-Mu; semua orang beriman akan meninggalkan agama nan sejati.” doa Nabi Muhammad SAW.

Setelah itu, Nabi Muhammad SAW merancang strategi perlawanan dengan menjajarkan pasukan Islam dalam formasi rapat.

Ia pun segera memerintahkan agar sumur-sumur segera dikuasai guna memutus pasokan air ke pasukan Quraisy.

Baca Juga: HDCI Bandung dan Kodim 0618 Ngabuburit Bareng Salurkan Ratusan Paket Sembako ke Masyarakat Membutuhkan

Strategi lainnya adalah mengawali perang dengan pertempuran jarak jauh.

Ketika pasukan Quraisy bertolak untuk menyerang, pasukan Islam tidak segera menyambutnya mereka secara langsung, melainkan menghajar mereka terlebih dahulu dengan menembakkan anak-anak panah dari kejauhan.

Setelah itu barulah pasukan Islam yang dipimpin Nabi Muhammad SAW menghunus pedang mereka dan bertempur habis-habisan.

Dengan strategi yang matang oleh umat Islam, 50 pemimpin suku Quraisy termasuk Abu Jahal tewas di dalam perang Badar, sementara sisa pasukan Quraisy lari kocar-kacir menyelamatkan diri.

Baca Juga: Humor Sufi Ramadhan, Abu Nawas Gagalkan Prajurit Kerajaan yang Hendak Buang Air Besar di Kamarnya

Di sisi lain, korban dari pasukan Islam hanya 14 orang saja yang tewas.

Di akhir perang Badar, selain berhasil memukul mundur 1000 tentara dari Quraisy, pasukan muslim pun mengambil rampasan 600 pesenjataan lengkap, 700 unta, 300 kuda, serta peniagaan kafilah Abu Sufyan.

Peristiwa kemenangan umat Islam dalam perang Badar untuk menaklukkan pasukan Quraisy ini tak berlangsung lama.

Diperkirakan, mereka hanya butuh waktu sekitar dua jam untuk menghancurkan pertahanan pasukan Quraisy, dan memanfaatkan kekacauan tersebut untuk memenangkan perang Badar.

Baca Juga: Yuk, Cobain Es Blewah Nipis Selasih, Kreasi Minuman Segar Untuk Buka Puasa Keluarga

Sekembalinya dari Badar, dalam perjalanan pulang, Nabi Muhammad SAW mengucapkan hadits yang sangat penting, yaitu:

"Kita baru kembali dari Jihad Kecil (peperangan Badar) dan menuju Jihad Besar." Para sahabat keheranan.

Perang Badar yang sangat menentukan nasib umat Islam hanya dianggap oleh Rasulullah SAW sebagai Jihad Kecil.

Sahabat pun bertanya: “Apakah jihad yang lebih besar itu, Wahai Rasulullah?” Jawab beliau, “Jihad melawan hawa nafsu.”

Baca Juga: Menu Berbuka Puasa Rumahan yang Mudah dan Praktis Dibuat, Salah Satunya Ayam Bakar Bumbu Rujak yang Menggoda

Menundukkan hawa nafsu adalah hakikat dari jihad yang sebenarnya. Oleh karena itu, salah satu hikmah perang Badar di bulan Ramadhan adalah ketegaran berjihad melawan hawa nafsu sendiri.***

 

Editor: Panji Eko Laksmanto

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler