Rekaman dari Badan Geologi Tunjukkan Jika Gempa Terjadi Beberapa Kali di Gunung Tangkuban Parahu

- 23 Maret 2024, 10:01 WIB
Gunung Tangkuban Parahu yang berlokasi di wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Subang
Gunung Tangkuban Parahu yang berlokasi di wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Subang /Instagram/@zidandelax

SUMEDANG BAGUS -- Salah satu gunungapi aktif di Jawa Barat, khususnya di wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang, yaitu Tangkuban Parahu, terekam beberapa kali mengalami kejadian gempa pada tahun 2024. Berdasarkan perekaman yang dilakukan petugas Badan Geologi Kementerian ESDM, kejadian gempa pertama yaitu pada 28 Februari 2024. Pada 28 Februari 2024, terekam 2 kejadian gempa hembusan dengan amplitudo maksimal 56 mm dan lama gempa maksimal 8 menit.

Setelah itu, pada periode 4-7 Maret 2024 terjadi kenaikan jumlah kegempaan terutama pada gempa hembusan dan low frecuency. Lalu pada 21 dan 22 Maret 2024, terjadi kenaikan gempa hembusan, yaitu 24 gempa hembusan pada 21 Maret dan 40 gempa hembusan pada 22 Maret.

Baca Juga: PVMBG Naikkan Status Gunung Ili Lewotolok Jadi Level III (Siaga)

"Hasil pengecekan ke sekitar Kawah Ratu, Kawah Ecoma, dan Kawah Domas pada 22 Maret 2024, tidak ditemukan adanya perubahan maupun endapan material vulkanik baru pada ketiga kawah tersebut," ujar Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid

Berikut hasil pemantauan visual dan instrumental oleh Badan Geologi, perkembangan terakhir aktivitas Gunung Tangkuban Parahu hingga pukul 12.00 WIB tertanggal 22 Maret 2024:

  • Hasil pengamatan visual di sekitar Kawah Ratu, Kawah Ecoma, dan Kawah Domas pada 22 Maret 2024 teramati hembusan asap berwarna putih, dengan ketebalan sedang hingga tebal dan tinggi 5 - 140 meter dari dasar kawah.
  • Aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu pada periode Maret 2024 didominasi oleh gempa-gempa berfrekuensi rendah dan hembusan yang mengindikasikan aktivitas pergerakan fluida di kedalaman dangkal atau dekat permukaan. Pada Maret 2024 relatif terjadi peningkatan jumlah gempa frekuensi rendah dan berkorelasi dengan peningkatan intensitas curah hujan. Peningkatan tersebut dapat terjadi karena perubahan (akumulasi) tekanan di kedalaman dangkal akibat peningkatan jumlah curah hujan yang turun pada Maret 2024.
  • Energi kegempaan Gunung Tangkuban Parahu ditunjukkan dengan nilai amplitudo seismik melalui grafik RSAM (Real-Time Seismic Amplitude Measurement) pada stasiun RATU dan TOWER teramati berfluktuatif. Pada stasiun RATU dan stasiun TOWER teramati relatif tidak terjadi peningkatan nilai RSAM yang signifikan.
  • Grafik nilai dv/v Gunung Tangkuban Parahu hingga 21 Maret 2024 menunjukkan penurunan, sedangkan nilai koherensi masih tinggi. Hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa terjadi peningkatan stress/tekanan, namun belum berpengaruh pada kondisi medium dekat permukaan Gunung Tangkuban Parahu. Pada letusan terakhir, terjadi penurunan nilai dv/v dan nilai koherensi sekitar 1 bulan sebelum terjadi erupsi.
  • Hasil pemantauan deformasi Electronic Distance Measurement (EDM) pada bulan ini belum menunjukkan adanya pola penambahan tekanan yang signifikan. pengukuran deformasi dengan menggunakan EDM dilakukan di area kawah permukaan Gunung Tangkuban Parahu.
  • Dari hasil pemantauan deformasi dengan peralatan Global Positioning System (GPS GNSS) dan Tiltmeter sampai bulan Maret 2024 menunjukkan adanya tekanan pada tubuh gunung Tangkuban Parahu di arah barat daya sehingga menyebabkan terjadinya penggembungan di tubuh Gunung Tangkuban Parahu dan sumber tekanan penyebab deformasi cukup dangkal.
  • Hasil dari pemantauan gas di Gunung Tangkuban Parahu mengindikasikan belum menunjukkan peningkatan, hasil dari pengukuran gas masih di bawah ambang batas.
  • Berdasarkan data pemantauan saat ini, perlu diwaspadai potensi bahaya berupa erupsi freatik, yaitu erupsi yang terjadi tanpa ada peningkatan gejala vulkanik yang jelas atau signifikan. Erupsi freatik jika terjadi dapat disertai hujan abu dan lontaran material di sekitar kawah.

Muhammad Wafid pun menyatakan jika pihaknya merekomendasikan beberapa hal berikut, yaitu:

1. Berdasarkan hasil evaluasi secara visual dan instrumental, tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu pada pukul 12.00 WIB tertanggal 22 Maret 2024 masih pada Level I (Normal) dengan rekomendasi agar masyarakat dan pengunjung/wisatawan:

a. Tidak mendekat ke dasar kawah, tidak berlama-lama dan tidak menginap di area kawasan kawah-kawah aktif yang berada di Gunung Tangkuban Parahu.
b. Segera menjauhi/ meninggalkan area sekitar kawah jika teramati peningkatan
intensitas/ketebalan asap kawah dan/atau jika tercium bau gas yang menyengat
untuk menghindari potensi bahaya paparan gas beracun maupun erupsi freatik.

2. Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu diharap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Tangkuban Parahu dan tetap mengikuti perkembangan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Playstore atau melalui website https://magma.esdm.go.id.

Halaman:

Editor: B. Hartati


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x