3 April 2023, Yuk Ke Puskesmas atau Posyandu Biar Tak Terserang Polio

- 31 Maret 2023, 16:36 WIB
Pemprov Jabar Bersama Kemenkes dan WHO Akan Gelar Vaksinasi Polio Pada 3 April 2023
Pemprov Jabar Bersama Kemenkes dan WHO Akan Gelar Vaksinasi Polio Pada 3 April 2023 /Budi Hartati/

SUMEDANG BAGUS - Ditemukannya seorang anak yang menderita lumpuh layuh di Purwakarta pada 14 Maret lalu, membuat Jabar ditetapkan KLB Polio. Penemuan tersebut hasil dari survailence yang dilakukan Dinas Kesehatan Jabar.

Menurut Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Dedi Supandi, sebelumnya untuk survailence tersebut 19 kabupaten kota sudah mengirimkan 2 perseratus ribu sampel AFP. Lalu pada tahun 2023, ditemukannya kasus polio di Aceh membuat survailence ditambah menjadi 3 perseratus ribu sampel yang dikirimkan setiap kabupaten kota. Saat itulah ditemukan kasus positif polio di Kabupaten Purwakarta.

Karena bahaya yang diakibatkan oleh virus polio, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Kementerian Kesehatan dan WHO pun menetapkan, pada 3 April dan 15 April akan dilakukan pentetesan vaksin polio secara massal di seluruh kabupaten kota di Jabar.

"Polio ini bisa menyebabkan lumpuh layuh termasuk juga kena gangguan syaraf yang membuat dia tidak bisa memerintah syaraf sehingga berdampak pada tumbuh kembang anak. Jadim kalau menderita penyakit ini, ia tidak bisa meraih cita-citanya," ujar Dedi.

Baca Juga: Jabar Akan Gelar Vaksinasi Polio dengan Target 3,9 Juta Anak

Dedi yang ditugaskan Gubernur Jabar sebagai Ketua Tim Vaksinasi Polio menyatakan, hari ini (31/3/2023) vaksin yang dibutuhkan sudah dikirim dari biofarma yang dimohon oleh WHO. Sosialisasi dengan kabupaten kota pun sudah dilakukan.

Berdasarkan koordinasi dengan WHO dan Kementerian Kesehatan, target vaksinasi itu yaitu 3,9 juta warga Jabar berusia 0 hingga 59 bulan. Menurut Dedi, jumlah target tertinggi berada di Kabupaten Bogor yaitu sebanyak 546 ribu anak, dan yang terendah di Kota Banjar sekitar 12 ribu anak.

Tata Cara Pemberian Vaksin

Menurut Kepala Bidang Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Jabar Rochady, vaksin tersebut akan diteteskan di mulut anak sebanyak dua tetes. Pihaknya pun menyatakan, vaksinator di semua kabupaten kota sudah siap ditempatkan di setiap posyandu, puskesmas, dan puskesmas pembantu.

Rochady pun menegaskan, dari 250 juta vaksinasi polio yang dilakukan di dunia, tidak ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) karena vaksin tersebut merupakan virus yang dilemahkan dan telah dikenal oleh leukosit yang memegang peran sebagai daya tahan tubuh.

Baca Juga: Pembatalan Piala Dunia U-20 Dan Kerugian Finansial

"Jadi, pada anak yang kekebalan tubuhnya baik, leukositnya pasti menang. Jadi kalau setelah 2 kali divaksin ada virus polio yang masuk, leukosit sudah mengenalnya dan bisa mengalahkannya," tutur Rochady.

Karena berhubungan dengan kekebalan tubuh, Rochady menyatakan, anak-anak yang mempunyai imunitas menurun tidak mendapatkan vaksin tersebut. Ia mencontohkan anak yang hidup dengan penderita HIV, anak yang mempunyai penyakit keganasan darah, serta anak-anak yang sedang diare ataupun demam, yang tidak akan mendapatkan vaksin tersebut.

Selain itu, vaksin polio pun tidak akan diberikan pada bayi yang memiliki berat badan kurang dari 2 ribu gram, "Biasanya kita berharap berat badannya naik di atas 2 ribu gram atau kita berikan 2 bulan kemudian dalam kondisi badannya stabil," katanya.

Di lain pihak, Dedi Supandi menambahkan, vaksinasi tidak hanya diberikan di posyandu, puskesmas maupun puskesmas pembantu. Tapi, juga akan diberikan di sekolah-sekolah mulai dari PAUD.

Baca Juga: THR Lebaran 2023 Cair Di Tanggal Ini

MUI Minta Masyarakat Mau Divaksin

Sementara itu, Ketua MUI Jabar, Rachmat Syafei meminta agar di bulan puasa ini masyarakat mau memvaksinasi polio anak-anak yang berusia 0 hingga 59 bulan. Menurutnya, meski proses pembuatan vaksin tersebut melalui hal yang diharamkan, Al Quran menyebutkan, kalau dalam keadaan darurat, maka apapun diperbolehkan digunakan.

"Ketika dulu Pekan Imunisasi Nasional, MUI dari awal mempelajari vaksin yang dipakai itu apa. Informasi dari para ahli kedokteran kesehatan, prosesnya melalui hal yang diharamkan. Namun demikian, bagaimana dalam kondisi sekarang tidak ada lagi yang bisa digunakan, maka boleh menggunakan yang ada untuk mengatasi yang lebih berat," tuturnya.

Penularan Polio

Menurut Konsultan Vaccination Technical Officer Covid-19, Imunisasi Rutin, SIA and VPD Survailence WHO Indonesia, Wildan Mochamad Ridho, dengan kondisi Jawa Barat yang memiliki jumlah penduduk terbanyak, sangat berbahaya jika tidak segera dilakukan tata laksana secara cepat.

"Virus ini sangat menular. Jadi ibaratnya kalau kita tidak segera lakukan tata laksana secara cepat, mungkin tidak hanya satu, tapi bisa banyak generasi-generasi yang terancam dan tentu tidak bisa melanjutkan cita-citanya di masa depan," tuturnya.

Baca Juga: Jabar Gantikan Jateng Sebagai Tuan Rumah Pra PON Arung Jeram Zona 2

Ada 2 macam penyebaran polio, yang pertama dari faeces yang biasanya terjadi di lingkungan yang kumuh. Sedangkan di lingkungan yang bersih, biasanya polio menular melalui air liur karena virus tersebut bisa berkembang di tenggorokan.

Kepala Bidang Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Jabar Rochady pun menyatakan, penularan melalui air liur biasanya terjadi dari makanan yang dikonsumsi sang anak.

Rochady pun menyebutkan, ada 2 macam kasus yang terjadi pada penderita polio, yaitu ada yang menjadi lumpuh tapi ada pula yang tidak. Menurutnya, pengidap polio yang tidak lumpuh justru berbahaya karena dia menjadi carier atau pembawa virus.***



Editor: Budi Hartati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x