Fasilitas Kilang Minyak Arab Saudi Diserang Pesawat Tak Berawak, AS Tunjukkan Komitmen Bela

- 9 Maret 2021, 06:15 WIB
Ilustrasi - Kilang Minyak Cilacap Produk Energi Hijau dari Minyak Kelapa Sawit
Ilustrasi - Kilang Minyak Cilacap Produk Energi Hijau dari Minyak Kelapa Sawit /Dik. Pertamina

PR SUMEDANG - Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa pihaknya komitmen untuk membela Arab Saudi menyusul serangan pesawat tak berawak yang menghancurkan tempat penyimpanan minyak di Ras Tanura, yaitu situs kilang minyak dan fasilitas pemuatan minyak lepas pantai terbesar di dunia.

Adapun serangan pesawat tak berawak itu diketahui berasal dari gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman untuk menghancurkan fasilitas ekspor kilang minyak di Arab Saudi.

Pihak berwenang Arab Saudi mengatakan tidak ada korban atau kerugian properti dari serangan pesawat tak berawak yang terjadi di kilang minyak pada Minggu 7 Maret 2021 itu.

Baca Juga: Produksi Film Spider-Man: No Way Home, Sony dan Marvel Dikabarkan Terganjal Masalah Finansial

Diketahui serangan pesawat tak berawak itu juga menargetkan kompleks perumahan di Dhahran yang digunakan oleh raksasa minyak yang dikendalikan Saudi Aramco.

Serangan tersebut, yang mendorong harga minyak mentah Brent di atas $70 per barel ke level tertinggi sejak Januari 2020, yaitu terjadi pada saat gesekan dalam aliansi yang telah berlangsung puluhan tahun antara Arab Saudi dan AS ketika Presiden Joe Biden menekan Riyadh atas hak asasi manusianya soal perang Yaman yang brutal.

"Serangan keji Houthi terhadap warga sipil dan infrastruktur penting menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap kehidupan manusia dan pengabaian terhadap upaya perdamaian," kata kedutaan AS bagi Arab Saudi dalam unggahannya di Twitter dengan berbahasa Arab.

Baca Juga: Bentangkan Bendera, Organisasi LGBT Korea Selatan Kenang Kematian Prajurit Transgender Pertama

Lebih lanjut dirinya menuturkan bahwa berkomitmen penuh untuk membela Arab Saudi terkait serangan tersebut.

“Amerika Serikat mendukung Arab Saudi dan rakyatnya. Komitmen kami untuk mempertahankan Kerajaan dan keamanannya agar kokoh," tambahnya.

Houthi telah berperang melawan koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman selama enam tahun dalam konflik yang sebagian besar dipandang sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Saudi Kolonel Turki al-Malki, yang juga berbicara untuk koalisi, mengatakan di saluran TV Al Arabiya bahwa Iran menyelundupkan rudal dan drone ke Houthi.

Baca Juga: Simak Berikut 9 Lagu yang Dinyanyikan Jungkook BTS saat V Live Kemarin Selama Satu Jam

Namun, kelompok tersebut dan Teheran di masa lalu telah menolak tuduhan tersebut.

Riyadh telah berulang kali mengatakan bahwa program rudal balistik Iran dan dukungan untuk proksi regional termasuk di Yaman harus menjadi bagian dari setiap pembicaraan yang bertujuan menghidupkan kembali pakta nuklir dengan Iran yang dihentikan oleh pendahulu Biden, yaitu Donald Trump.

Gerakan Houthi mengatakan operasinya pada hari Minggu itu menggunakan 14 drone dan delapan rudal balistik juga menyerang sasaran militer di kota Dammam, Asir dan Jazan di Arab Saudi.

Koalisi mengatakan pihaknya menghancurkan 12 drone Houthi, tanpa menyebutkan lokasi tepatnya di Arab Saudi, dan dua rudal balistik yang diluncurkan ke arah Jazan.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x