Junta Berkuasa Usai Kudeta Militer, Puluhan Orang Tewas dalam Hari Kekerasan Terburuk di Myanmar

- 4 Maret 2021, 08:47 WIB
Penembakan di Myanmar ancam para jurnalis.
Penembakan di Myanmar ancam para jurnalis. /SOCIAL MEDIA/via REUTERS

PR SUMEDANG - Sedikitnya 33 orang tewas setelah pasukan keamanan Myanmar menembaki pengunjuk rasa anti kudeta damai di beberapa kota, tepatnya pada hari kekerasan terburuk sejak kudeta militer dan dikuasai Junta.

Polisi dan militer Myanmar semakin sering menggunakan kekerasan mematikan dalam upaya untuk membubarkan para demonstrasi, dan sempat menewaskan sedikitnya 40 orang sejak kudeta 1 Februari 2020.

Dilansir PikiranRakyat-Sumedang.com dari The Guardian, pasukan keamanan menggunakan kekuatan mematikan di beberapa kota termasuk Monywa, di mana enam orang tewas dan sedikitnya 30 lainnya luka-luka, seorang saksi mata mengatakan kepada Media Guardian. Ratusan orang melakukan protes ketika polisi melepaskan tembakan sekitar pukul 11 pagi.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV Hari Ini Kamis, 4 Maret 2021, Saksikan Aksi Indiana Jones And The Temple Of Down

Demonstran di daerah itu telah memblokir jalan sehingga kendaraan pengangkut penjara yang membawa tahanan perempuan muda tidak bisa lewat, kata pengunjuk rasa. Para demonstran telah mendengar laporan tentang wanita yang dilecehkan secara seksual di penjara dan ditakuti oleh keselamatan mereka yang berada di dalamnya.

Polisi menggunakan ketapel dan menembakkan gas air mata untuk membersihkan jalan, katanya. Sekitar pukul 5 sore, petugas menembak dengan peluru karet ke sekitar 100 pengunjuk rasa yang tersisa, dan kemudian tentara menembak dengan peluru tajam. Pengunjuk rasa mengatakan seorang pria di sebelahnya ditembak dan selamat, tetapi mereka hanya bisa membawanya ke rumah sakit setelah polisi pergi.

The Associated Press kemudian melaporkan bahwa 33 orang telah tewas.

Baca Juga: Hebohkan Warga Sekitar, Hiu Tutul Ditemukan Terdampar di Bibir Pantai Cimanuk Tasikmalaya

Hampir 1.300 orang telah ditahan sejak militer merebut kekuasaan, termasuk pemimpin negara yang digulingkan, Aung San Suu Kyi, yang menghadapi empat dakwaan, dan presiden, Win Myint.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x