Terancam Punah dan Miliki Harum Bak Mawar, Jenis Anggrek 'Terjelek' di Dunia Baru Saja Ditemukan

- 22 Desember 2020, 15:45 WIB
Bunga anggrek jenis gastrodia agnicellus di Royal Botanic Gardens di Kew, London, Inggris.
Bunga anggrek jenis gastrodia agnicellus di Royal Botanic Gardens di Kew, London, Inggris. /The Guardians

PR SUMEDANG - Salah satu jenis tanaman anggrek yang bernama latin Gastrodia Agnicellus baru saja ditemukan tak lama ini di hutan Madagaskar, tanaman itu disebut sebagai jenis anggrek paling jelek di dunia oleh ahli botani di Royal Botanic Gardens, Kew, Inggris.

Kesan jelek yang disebutkan mengacu pada bentuknya yang tidak biasa di antara anggrek lainnya. Meskipun baru saja ditemukan, Gastrodia Agnicellus sudah dianggap sebagai spesies yang terancam punah.

Dikutip PikiranRakyat-Sumedang.com dari Science Alert, Gastrodia Agnicellus ditemukan pada September tahun lalu. Tanaman ini menghabiskan sebagian besar hidupnya terkubur di bawah tanah, muncul pada bulan Agustus dan September hanya untuk berbunga dan berbuah di bawah humus daun di permukaan tanah sebelum menghilang di bawah tanah lagi.

Baca Juga: Ramalan Mbak You 2021: Ada Artis Instan yang 'Bersahaja' hingga Skandal Seks Besar yang Terungkap

Bunga-bunga yang terdapat pada Gastrodia Agnicellus terhitung kecil, panjangnya hanya 11 milimeter (0,43 inci) dan tidak mencolok pada detritus di tanah, mulai dari warna coklat hingga putih.

Sebenarnya bunga pada tanaman itu sudah ditemukan sebelumnya, hanya saja tidak ada yang menyadari bahwa itu bagian dari Gastrodia Agnicellus.

Pada awalnya, Gastrodia Agnicellus ditemukan di dekat Ifanadiana di Madagaskar Tenggara pada tahun 1990-an yang bernama latin Gastrodia Madagascariensis. Namun, seiring berjalannya penelitian, banyak fakta yang ditemukan pada spesies anggrek baru itu.

Baca Juga: Sah! Berlaku Hari Ini, Penumpang Kereta di Wilayah Bandung Wajib Sertakan Syarat Rapid Test Antigen

"Selama kunjungan lapangan ke Madagaskar pada bulan Desember 2017, Gastrodia dengan infructescences tinggi dan kering pertama kali terlihat di area Ranomafana. Selama perjalanan yang lebih baru, pada bulan September 2019, situs yang sama dikunjungi kembali dan setelah pencarian ekstensif beberapa situs baru berkembang perbungaan berbuah ditemukan," tulis Johan Hermans, ahli botani dari Kew Gardens dalam deskripsi resmi spesies tersebut.

"Tidak sampai lapisan serasah daun terangkat, sejumlah bunga kecil juga ditemukan. Sehingga menjadi jelas bahwa bunganya sangat berbeda dari Gastrodia Madagascariensis yang baru divalidasi, itu adalah spesies yang tidak dikenal," lanjutnya.

"Anggrek ditemukan di tempat teduh di dalam hutan hijau yang lembab, di pangkal pohon, tersembunyi di antara bunga, lumut, dan serasah daun. Namun mereka memancarkan aroma yang menyenangkan, musky, seperti mawar yang tumbuh lebih kuat di suhu yang lebih hangat," tambah Hermans.

Baca Juga: Gegara Asal-usul Kimchi, Korea Selatan Geram dan Marah hingga Tuding Tiongkok 'Mencuri Budaya'

Setelah bunganya diserbuki, batangnya tumbuh lebih panjang, yang kemungkinan besar dapat membantu penyebaran benih.

Seperti jenis lain dari genus Gastrodia, tanaman anggrek tidak memiliki daun bahkan tidak memiliki jaringan fotosintesis sama sekali.

Itu karena tanaman ini adalah holomikotrof atau sejenis anggrek yang hanya mengandalkan hubungan dengan jamur untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkannya untuk bertahan hidup.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan Perempat Final Carabao Cup: Big Match Arsenal vs Manchester City

Jamur mengekstraksi nutrisi seperti karbon dari tanah atau tanaman lain dan anggrek meminum apa yang dibutuhkannya dari jamur.

Semua anggrek bergantung pada hubungan seperti ini dengan jamur di beberapa titik dalam siklus hidup mereka, tetapi karena sebagian besar spesies tumbuh hingga dewasa, ketergantungan mereka pada jamur memudar.

Tidak jelas apakah tumbuhnya jamur itu berasal dari hubungan tersebut. Namun, dalam banyak kasus, itu bagian dari jaringan mikoriza, di mana jamur bertukar nutrisi dengan tanaman lain.

Untuk Gastrodia Agnicellus, hubungan tepatnya dengan jamur adalah salah satu dari beberapa hal yang tidak diketahui, tetapi akan menjadi hal yang penting untuk diketahui.

Baca Juga: Belajar Menyenangkan dan Menghibur, Ini 5 Drama Korea yang Cocok untuk Mulai Belajar Bahasa Korea

Habitatnya di bawah pohon tertentu menunjukkan bahwa sistem mikoriza yang diandalkannya cukup spesifik. Hal ini cukup terhitung konsisten bila dibandingkan dengan spesies lain dalam genus yang sama, tetapi juga menjadi ancaman terhadap habitatnya.
 
Hermans menerangkan bahwa proses penyerbukan pada tanaman tersebut belum jelas untuk diketahui.

"Semut diamati merangkak masuk dan keluar dari bunga (Gastrodia Agnicellus) mencuri nektar, kemungkinan itu salah satu jalur penyerbukannya. Studi lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan bagaimana Gastrodia Agnicellus melakukan penyerbukan dan berkontribusi pada ekosistem yang dihuninya," pungkas Hermans.

Meski kisaran tumbuhannya kecil, tumbuhan ini telah ditemukan di kawasan lindung Taman Nasional Ranomafana. Artinya, menurut Kew Gardens, itu menjadi kabar baik untuk saat ini di mana habitat antropogenik yang terncam punah bisa langsung dilindungi di Taman Nasional tersebut.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Science Alert


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x