Paus Fransiskus Untuk Pertama Kalinya Menyebut Muslim Uighur Sebagai Kaum Teraniaya

25 November 2020, 08:58 WIB
Paus Fransiskus pertama kalinya sebut Muslim Uighur sebagai kaum yang teraniaya. /Instagram/@franciscus

PR SUMEDANG - Untuk pertama kalinya, Paus Fransiskus menyebutkan bahwa 'Muslim Uighur China' sebagai orang yang "teraniaya".

Paus Fransiskus merupakan pemimpin Gereja Katolik di dunia sekaligus Kepala Negara Kota Vatikan.

Dilansir Pikiran Rakyat Sumedang dari laman Reuters pada Rabu, 25 November 2020, bahwa Paus Fransiskus menjelaskan pernyataan tersebut dalam sebuah buku yang berjudul "Let Us Dream: The Path to A Better Future".

Baca Juga: Tanggal Gajian Tiba, Shopee Gajian Sale Punya Promo Spesial buat Kamu!

Diketahui, sebetulnya hal tersebut telah didesak oleh aliansi HAM dunia agar segera dilakukan oleh Paus Fransiskus.

Imam besar Vatikan tersebut juga menjelaskan bahwa di masa pandemi Covid-19, pemerintah harus mempertimbangkan secara permanen dalam menetapkan pendapatan dasar secara umum.

Buku yang berjudul "Let Us Dream: The Path to A Better Future" berisi 150 halaman yang ditulis oleh penulis biografi Austen Ivereigh.

Dalam buku tersebut, Paus Fransiskus juga menyampaikan tentang perubahan ekonomi, sosial dan politik yang diperlukan untuk mengatasi ketidaksetaraan usai pandemi Covid-19 di dunia berakhir.

Baca Juga: Tak Follow Instagram Rossa Karena Takut Tergoda, Deddy Corbuzier: Ocha Terlalu Cantik!

Buku tersebut disebutkan akan mulai dijual pada 1 Desember 2020 mendatang.

"Saya sering memikirkan orang-orang yang teraniaya, seperti Rohingya, Uighur yang malang, Yazidi," ujar Paus Fransiskus.

Ia juga pernah membahas mengenai kaum Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar, dan pembunuhan Yazidi oleh ISIS di Irak. Tetapi, menjadi kali pertama untuknya menyebutkan orang Uighur.

Para pemimpin agama, kelompok aktivis, dan pemerintah pun mengungkapkan bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida sedang terjadi terhadap warga Uighur di China. Menurut mereka, di tempat tersebut terdapat lebih dari 1 juta orang yang dipenjara di kamp-kamp.

Baca Juga: Tegaskan Keponakannya Hanya sebagai Pengguna, Ashanty: Millen Bukan Pengedar!

Ketika Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo mengikuti konferesi di Vatikan, ia sempat mengecam tindakan China atas perlakuannya terhadap orang Uighur.

Akan tetapi, pihak China telah membantah tuduhan tersebut dengan berdalih bahwa kamp-kamp itu adalah sebagai pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan yang merupakan bagian dari tindakan kontra terorisme dan deradikalisasi.

Sebelumnya banyak pihak yang mengatakan bahwa Paus Fransiskus enggan membicarakan Muslim Uighur di China karena berkaitan dengan kesepakatan kontroversial dengan China tentang pengangkatan uskup.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler