Gempa Sumedang Menunjukkan Pentingnya Bangunan Kuat dan Tata Ruang Aman

- 13 Januari 2024, 19:06 WIB
Tangkapan layar - Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam webinar "Kupas Tuntas Gempa Sumedang M4,8 31 Desember 2023" di Jakarta, Kamis (11/1/2024).
Tangkapan layar - Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam webinar "Kupas Tuntas Gempa Sumedang M4,8 31 Desember 2023" di Jakarta, Kamis (11/1/2024). /FOTO: ANTARA/Zubi Mahrofi/am.


SUMEDANG BAGUS - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa gempa dangkal yang terjadi di Sumedang, Jawa Barat, memberikan pelajaran penting tentang pentingnya pembangunan bangunan dengan struktur yang kuat dan perencanaan tata ruang wilayah yang aman dari risiko gempa bumi.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa Sumedang termasuk jenis gempa kerak dangkal yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif. Meskipun magnitudonya relatif kecil, yaitu 4,8, gempa ini mampu merusak lebih dari 149 bangunan rumah.

Gempa kerak dangkal cenderung lebih merusak karena pelepasan energinya terkonsentrasi pada wilayah lokal. Episenter gempa Sumedang yang berada di zona tanah lunak dan tebal juga memicu resonansi, mengakibatkan amplifikasi atau penguatan gelombang gempa. Oleh karena itu, gempa kerak dangkal dikenal sebagai gempa yang sangat merusak dan mematikan.

Baca Juga: BMKG: Potensi Gempa Sesar Sumedang Maksimal Mencapai Magnitudo 5,6

Daryono menekankan pentingnya mitigasi gempa bumi, bahkan di wilayah dengan aktivitas kegempaan rendah. Gempa Sumedang terjadi di zona kegempaan rendah, namun tetap menyampaikan pesan bahwa setiap gempa kerak dangkal, meskipun memiliki magnitudo kecil, dapat berpotensi merusak.

BMKG mencatat beberapa contoh gempa kerak dangkal dengan magnitudo kecil namun dapat merusak, seperti gempa Madiun (2015), gempa Pangalengan (2016), gempa Garut (2017), gempa Banjarnegara (2018), gempa Lebak (2018), dan gempa Kuningan-Brebes (2020).
Dengan demikian, gempa Sumedang memberikan peringatan kepada masyarakat agar tidak mengabaikan setiap gempa kerak dangkal, bahkan yang memiliki magnitudo kecil, karena potensi kerusakannya tetap signifikan.***

Editor: Helmi Surya

Sumber: Antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x