Haryoko menambahkan, pengantin perempuan tersebut merupakan penduduk asli setempat. Sementara pengantin laki-laki merupakan pendatang.
Karena cerita tersebut, keangkeran Watu Semaur kemudian terkenal hingga ke seluruh Ponorogo. Bahkan setelah kejadian tersebut, ada beberapa peristiwa ganjil yang terjadi menimpa warga masyarakat setempat.
"Salah satunya saat saya masih kecil, sering orang lewat sini ada yang memanggil dari Watu Semaur itu (tapi orangnya tidak ada)," katanya.
Meski menyimpan misteri dan cerita yang mistis serta dianggap angker, kata dia, Watu Semaur oleh masyarakat setempat tidak serta merta kemudian dikeramatkan.
"Memang dianggap wingit, tapi tidak dikeramatkan. Seperti tidak harus nadran di tempat itu," katanya.***