Workshop untuk Mengajarkan Pentingnya Sustainability dalam Digital Marketing

- 23 Desember 2023, 20:28 WIB
Sustainability adalah topik yang terus semakin atraktif bagi berbagai bisnis di seluruh dunia. Pada era disrupsi digital ini, implementasi sustainability menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa bisnis kita dapat terus berjalan dan memiliki daya saing
Sustainability adalah topik yang terus semakin atraktif bagi berbagai bisnis di seluruh dunia. Pada era disrupsi digital ini, implementasi sustainability menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa bisnis kita dapat terus berjalan dan memiliki daya saing /FOTO: HUMAS SBM ITB

SUMEDANG BAGUS - Sustainability adalah topik yang terus semakin atraktif bagi berbagai bisnis di seluruh dunia. Pada era disrupsi digital ini, implementasi sustainability menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa bisnis kita dapat terus berjalan dan memiliki daya saing. Hal ini juga berlaku di Indonesia, dan merupakan isu yang sedang dijawab oleh SBM ITB melalui kolaborasi dengan Erji Project dan Nyampih.

Kolaborasi yang dibawakan berupa sebuah seminar dengan judul “Sustainable Branding In Digital Ecosystem: Smartwaste And Empowerment People Sebagai Alternatif Branding Di Era Digital”. Adapun tujuan diadakannya acara ini adalah memberdayakan berbagai UMKM di Indonesia. Acara ini juga dipelopori oleh Karin Winda Lestari selaku Founder dan CEO Nyampih Indonesia serta Rio Garia Aprillio selaku Founder dan Direktur Erji Project. Keduanya juga menjadi pembicara utama bersama dengan Firdilla Qonita selaku CEO Sugar Souvenir.

Satu Lokasi untuk Segala Urusan Limbah
Acara dibuka dengan pemaparan dari Karin, yang juga merupakan seorang alumni dari SBM dan MBA ITB. Ia mendirikan Nyampih ketika masih menjadi mahasiswa kewirausahaan dan telah memenangkan berbagai penghargaan selama bisnis ini berdiri.

Nyampih adalah startup yang didirikan oleh Karin dan teman-temannya atas keresahan bersama akan meningkatnya sampah di Indonesia, khususnya di area Bandung. Operasional mereka sudah berjalan di desa Gunung Gadung dan Gaenas, Kabupaten Sumedang, dan sekarang berharap untuk memperluas dampak positif yang mereka bawakan melalui cara ini. Mereka bertujuan untuk mengatasi isu sampah di Indonesia melalui sebuah aplikasi HP untuk pengumpulan dan pengolahan sampah secara berkelanjutan.

"Bandung sudah tidak lagi menerima pembuangan sampah sembarangan di TPA. Oleh karena itu, sudah harus kita sendiri yang lebih prihatin," ucap Karin.

Ketika seseorang menggunakan Nyampih, ia dapat menjadwalkan tanggal dan waktu untuk pengambilan sampah. Pada waktu tersebut, karang taruna lokal yang bekerjasama dengan Nyampih akan mengambil sampah tersebut dan menyimpannya secara sementara di tempat pembuangan akhir (TPA). Sampah lalu dibawa ke fasilitas terkait untuk diubah menjadi kompos organik, material, kemasan, perabotan, dan banyak produk lainnya yang mendorong sebuah ekonomi sirkular. Inilah cara Nyampih membangun inisiatif memilah dan membuang sampah dengan benar pada lingkungan rumah tangga, sekaligus menginspirasi UMKM lokal untuk berpartisipasi dalam gerakan ini.

"Kami terbuka untuk berkomunikasi dan menjalin kolaborasi dengan UMKM. Bapak-ibu tinggal memilah sampahnya saja, sementara sisanya kami yang urus."

Baca Juga: Perempuan Harus Menjadi Sosok Mandiri Kreatif dan Inovatif


Kenangan Manis dan Ramah Lingkungan
Pemaparan selanjutnya dibawakan oleh Dilla, dengan tagline “memberikan kenangan manis bagi para penerimanya”. Bisnis Sugar Souvenir berawal dari Kabupaten Bandung, sebuah daerah yang dikenal dengan keahliannya dalam tekstil dan kain. Karena pabrik tidak mampu menampung semua pekerja di sana, banyak orang tidak mampu mendapatkan pekerjaan sehingga meningkatkan pengangguran setempat.

“Nilai yang kami bawakan ada dua, yaitu pemberdayaan masyarakat dan lingkungan,” ujar Dilla. “Selain memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat, kami juga berusaha untuk mengurangi sampah plastik. Mengapa? Karena plastik tersedia di mana-mana, dan proses pengolahannya sangat mudah dari awal hingga akhir.”

Sugar Souvenir didirikan pada tahun 2016 dan memproduksi lebih dari 60 jenis eco-souvenir setiap bulan. Workshop-nya berada di desa Bojongmanggu, dengan lebih dari 20.000 produk jad dikirim ke lebih dari 2.800 klien di Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, bahkan Amerika.

Ciri khas bisnis Sugar Souvenir adalah penggunaan pendekatan sosial. Mereka merekrut penduduk setempat dan sangat inklusif dalam memberikan kesempatan kerja, termasuk untuk janda, lansia, dan orang-orang dengan disabilitas. Selain itu, mereka menggunakan metode ramah lingkungan untuk menjalankan bisnis kerajinan ini, seolah-olah mendaur ulang sampah plastik menjadi kenangan manis.

Pelajaran lain yang diajarkan Dilla adalah konsep human marketing. Selain mengimplementasikan elemen sustainability, mereka juga memfitur orang-orang di balik Sugar Souvenir dalam konten mereka, sehingga meningkatkan rasa otentik brand tersebut dan memperkuat rasa kedekatan dengan pelanggan.

"Tujuannya adalah menciptakan souvenir yang dicintai oleh Bumi dan manusia."

Semua Orang Dapat Membuat Konten
Pemaparan terakhir pada sesi ini dibawakan oleh Rio, dan mengenalkan konsep content creation kepada UMKM yang hadir di acara ini.

“Semua orang dapat membuat konten. Mengunggah foto di media sosial, menulis teks untuk mempromosikan produk ke teman-teman kita, itu semua konten,” ucap Rio.

Rio menjelaskan tentang berbagai macam teknik yang dapat digunakan untuk membuat konten yang cocok dengan bisnis. Materi ini meliputi berbagai hal, mulai dari produksi video, penggunaan sudut kamera, menambahkan suara menarik untuk mendorong engagement, hingga menggunakan efek dalam pengeditan video. Sebagai kreator, Rio juga menunjukkan contoh-contoh praktek dari materinya melalui konten yang ia pernah buat. Partisipan mendengarkan penjelasan secara atentif dan juga mendapatkan pengalaman secara langsung dalam mengedit selama workshop tersebut. Selain itu, perwakilan UMKM juga mendapatkan kesempatan berpartisipasi dalam sesi foto produk gratis di luar ruangan workshop.

Tentunya, workshop tidak selesai di situ saja. Partisipan juga mampu berinteraksi secara langsung dengan Karin, Dilla, dan Rio melalui sesi forum group discussion dan istirahat selama acara. Mereka juga diundang ke dalam group chat setelah acara selesai, di mana mereka dapat melanjutkan diskusi, saling belajar, dan membangun kolaborasi antara bisnis. ***

Editor: Helmi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x