TAHUKAH KAMU? Fitur Sistem Pengereman di Mobil Kita Awalnya Diterapkan Untuk Pesawat Terbang

26 Februari 2022, 10:05 WIB
ilustrasi tabrakan. Fitur sistem pengereman akan membantu pengemudi agar dapat mengendalikan kendaraannya saat terjadi potensi kecelakaan.* /Pixabay/Tumisu

SUMEDANGKLIK – Berbicara mengenai sistem pengereman dalam kendaraan, khususnya mobil, tentunya kita sudah tidak asing lagi. Fitur pengereman ini ada yang disebut Anti-lock Braking System (ABS), Electronic Brakeforce Distribution (EBD), dan Brake Assist (BA).

Namun, tahukah Anda apa fungsi dan perbedaan sistem pengereman dari masing-masing jenis pengereman itu? Bagaimana pengaruhnya terhadap mobil kita?

Berikut penjelasannya yang dilansir dari berbagai sumber.

Baca Juga: POPULER HARI INI: 6 Fakta Vladimir Putin, Gempa Guncang Pasaman, Hingga Rusia Bom Kapal Kargo Milik Turki

  1. ABS

Sistem pengereman ini berfungsi untuk menjaga tunggangan agar tidak terjadi penguncian roda ketika pengendara melakukan pengereman secara mendadak.

Bukan hal yang tidak mungkin terjadi, jika seorang pengemudi bisa sewaktu-waktu menginjak pedal rem demi menghindari tabrakan. Hal ini membuat roda akan sulit digerakkan sehingga berakibat fatal. Apalagi pada saat kondisi darurat, jika pengemudi melakukan pengereman terlalu dalam.

Baca Juga: Mengenal Sambo, Seni Bela Diri Khas Rusia yang Dikuasai Presiden Vladimir Putin

ABS ini sangat berperan penting karena sudah ada sensor yang dipasang di setiap roda untuk mendeteksi putaran roda berhenti saat sedang berjalan.

Ketika sensor ini menemukan penguncian roda, maka sistem akan segera memerintahkan piston rem melepas sejenak jepitan kanvas rem kemudian menjepitnya lagi setelah roda mengalami sedikit perputaran.

Teknologi ini bakal mengontrol besarnya tekanan pada masing-masing roda.

Perlu diketahui, teknologi ABS ini pertama kalinya bukan diterapkan untuk mobil, melainkan digunakan untuk pesawat terbang yang berfungsi agar pesawat tidak tegelincir saat mendarat akibat kondisi jalan yang tidak selamanya sama.

Baca Juga: Trailer 'Pachinko' Rilis! Si Ganteng Lee Min Ho Terlihat Makin Maskulin, Penasaran?

Namun, akibat sering terjadinya kecelakaan mobil atau pun motor, akhirnya teknologi ABS ini diterapkan pada mobil dan motor.

Prinsip kerja ABS ini layaknya mengocok rem dengan menekan dan melepas kembali pedal rem. Gerakannya cepat dan halus, sehingga tidak terasa ke dalam kabin mobil.

Hasilnya, ban mobil tidak sampai terkunci dan masih bisa mencengkram aspal agar tidak kehilangan traksi. Ban masih bisa dikendalikan pada situasi darurat.

Sistem pengereman ABS sangat membantu pengemudi saat menerjang jalanan licin atau pun berpasir. ABS membuat roda tidak tergelincir ketika pengemudi melakukan rem terlalu dalam. Hal itu bertujuan agar roda bisa digerakkan ke kiri maupun ke kanan untuk segera mungkin menghindari objek tabrak.

Baca Juga: Covid-19 Meningkat di Kabupaten Bandung, Bupati Minta Pengusaha Beri Bantuan Masker ke Masyarakat

  1. BA

Fitur BA ini, memegang peran untuk meningkatkan akurasi dari reaksi pedal rem ketika diinjak. Sehingga, responnya lebih cepat dibandingkan dengan rem biasa sesuai perintah yang diminta. Fitur BA ini berguna membantu force braking.

BA ini diciptakan karena catatan kecelakaan lalulintas yang diakibatkan pengemudi tidak maksimal menginjak pedal rem. Dengan adanya fitur BA ini, mampu meminimalisir kecelakaan yang sering terjadi akibat terlambat melakukan pengereman.

Sistem BA ini akan membaca pelepasan kaki di pedal akselerasi, baik secara mendadak maupun karena berpindah ke pedal rem. Kemampuan inilah yang memungkinkan fitur BA otomatis bereaksi membantu pengereman mendadak.

Baca Juga: UPDATE GEMPA PASAMAN. Korban Meninggal Hingga Jumat Sore Mencapai 7 Orang dan 85 Orang Alami Luka-luka

Sederhananya, fitur BA ini akan membantu menekan rem lebih maksimal walaupun rem yang diinjak hanya sedikit.

  1. EBD

Sistem pengereman ini sebenarnya pengembangan lebih lanjut dari ABS. Fitur EBD berfungsi membagikan tekanan pengereman ke masing-masing roda dengan tenaga bervariasi, sesuai kondisi beban di tiap roda.

EBD terdiri dari beberapa komponen di antaranya sensor kecepatan roda, sensor bobot kendaraan, brake force modulator yang dipasang di roda, dan electronic control unit (ECU).

Teknologi ini bisa mengatur distribusi tekanan rem di setiap ban sesuai kebutuhan. Kebutuhan daya yang disebar ke tiap roda, akan terlihat dari barang bawaan.

Baca Juga: Akibat Dukung Ukraina, Kapal Kargo Turki Dibom Rusia di Laut Hitam

Saat pengemudi melakukan pengereman, setiap roda memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Adanya fitur ini membuat pengereman semakin baik.

Prinsip kerja EBD ini jika pengemudi melakukan pengereman mendadak, maka sebagian beban mobil akan bertumpu pada roda depan. Beban roda depan tentu jadi lebih berat dari roda belakang.

Berbeda halnya jika tekanan pengereman roda belakang sama dengan roda depan, dalam kondisi beban tumpuan berbeda, maka roda belakang akan mengalami selip. Hasilnya, roda depan tidak melakukan pengereman maksimal.

Baca Juga: Banjir Bandang di Kabupaten Seram Bagian Timur Sebabkan 842 Jiwa Mengungsi

Ketiga fitur pengereman tersebut yang diterapkan pada sebuah mobil, masuk ke dalam kategori fitur active safety yang sama-sama mencegah terjadinya kecelakaan.

Ketiga fitur pengereman ini aktif bekerja tanpa harus menunggu kondisi darurat sekali pun. Tidak seperti fitur airbag yang bekerja ketika terjadi kecelakaan.

Untuk seluruh mobil lansiran zaman modern ini, tiga sistem pengereman itu akan bekerja saling membantu. Sehingga pengemudi tidak kesulitan mengendalikan laju kendaraan. Setidaknya bisa mengurangi potensi kecelakaan. ***

Editor: Ecep Sukirman

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler