Analisis dan Rekomendasi Badan Geologi Soal Gempa Tuban

- 23 Maret 2024, 10:18 WIB
Lokasi gempa yang terjadi di Jawa Timur pada 22 Maret 2024
Lokasi gempa yang terjadi di Jawa Timur pada 22 Maret 2024 /

SUMEDANG BAGUS -- Gempa bumi telah mengguncang wilayah Tuban Provinsi Jawa Timur pada Jumat 22 Maret 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyebutkan, lokasi pusat gempa bumi terletak di Laut Jawa pada koordinat 5,74 LS dan 112,32 BT, dengan magnitudo (M6,0) pada kedalaman 10 km, berjarak sekitar 33 km barat Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid menyatakan, wilayah yang terletak dekat dengan lokasi pusat gempa bumi yaitu Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Wilayah tersebut pada umumnya merupakan morfologi dataran hingga dataran bergelombang yang berbatasan dengan perbukitan hingga perbukitan terjal pada bagian tengahnya.

Baca Juga: Rekaman dari Badan Geologi Tunjukkan Jika Gempa Terjadi Beberapa Kali di Gunung Tangkuban Parahu

"Menurut data Badan Geologi pada peta geologi lembar Bawean dan Masalembo (Aziz dkk., 1993), Pulau Bawean tersusun oleh batuan berumur Tersier (terdiri – dari batupasir dan batugamping) dan dominan endapan Kuarter (terdiri – dari batuan rombakan gunung api muda dan endapan aluvial pantai). Sebagian batuan berumur Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan tersebut bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi. Selain itu morfologi perbukitan yang tertutup oleh batuan berumur yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah/ longsoran apabila dipicu guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi di daerah ini," tuturnya.

Muhammad Wafid menambahkan, berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, data mekanisme sumber dari BMKG, maka kejadian gempa bumi tersebut berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif di Laut Jawa. Berdasarkan pola struktur geologi Pulau Jawa (Pulunggono dan Martodjojo, 1994) diperkirakan terdapat sesar berarah relatif timur laut – barat daya yang merupakan Pola Meratus. Sesar pada Pola Meratus ini merupakan sesar tua (Pra Tersier hingga Tersier) dan diperkirakan mengalami reaktivasi.

Peristiwa gempa bumi tersebut diantaranya telah mengakibatkan kerusakan berupa Masjid Salihin di Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik. Guncangan gempa bumi di Pulau Bawean diperkirakan  pada skala intensitas IV-V MMI (Modified Mercally Intensity).

"Pulau Bawean  terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi rendah. Kejadian gempa bumi tersebut tidak menimbulkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami. Menurut data BG potensi tinggi tsunami di garis pantai (tsunami height) pulau Bawean tergolong rendah yaitu  kurang dari 1 meter," ujar Muhammad Wafid.

Karenanya, Badan Geologi memberikan rekomendasi agar masyarakat tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, serta jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami. Masyarakat pun diimbau agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan yang kekuatannya lebih kecil.

"Pulau Bawean dan daerah pantai utara Provinsi Jawa Timur tergolong rawan bencana gempa bumi, oleh karena itu direkomendasikan agar ditingkatkan upaya mitigasi bencana gempa bumi melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural," kata Muhammad Wafid. 

Halaman:

Editor: B. Hartati


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x