Ketua BRIN: Konsumsi Beras Tinggi Membuat Masyarakat Indonesia Rentan Terkena Diabetes

- 2 Oktober 2023, 08:15 WIB
Ilustrasi Beras.
Ilustrasi Beras. /Detaksumut/Ist/

SUMEDANG BAGUS - Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Megawati Soekarnoputri, mengungkapkan keprihatinannya terhadap tingginya tingkat konsumsi beras di kalangan masyarakat Indonesia yang berpotensi meningkatkan risiko penyakit diabetes. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah acara di JIExpo Kemayoran, Jakarta, belum lama ini.

Megawati Soekarnoputri pertama-tama menyentuh isu terkait kenaikan harga beras yang terjadi beberapa waktu belakangan, menggambarkan betapa masyarakat sangat bergantung pada konsumsi beras sebagai kebutuhan pokok. "Beberapa pekan terakhir ini, Indonesia telah merasakannya, dihadapkan pada persoalan kenaikan harga beras dan kebutuhan pokok lainnya. Kalau kembali dilihat karena kita ternyata tergantung sekali dalam kehidupan kita untuk mengonsumsi beras," ujarnya.

Baca Juga: Hari Batik Nasional, Presiden Jokowi Ajak Masyarakat Lestarikan Seni dan Budaya Indonesia

Dia juga mengutip data yang menunjukkan bahwa tingkat konsumsi beras masyarakat Indonesia melebihi angka yang dianggap sehat. "Tingkat konsumsi beras per kapita sebesar 96 kilogram, dan itu ternyata tertinggi di dunia. Sementara sebenarnya konsumsi beras yang sehat adalah 65 kilogram per orang per tahun," paparnya.

Menurut laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), Indonesia saat ini menjadi negara dengan konsumsi beras global terbesar keempat di dunia, dengan konsumsi mencapai 35,3 juta metrik ton pada periode 2022/2023. Angka ini mencerminkan tingkat konsumsi yang konsisten dengan periode sebelumnya.

Megawati Soekarnoputri juga mengungkapkan keprihatinannya terkait dampak kesehatan dari konsumsi beras yang sangat tinggi. Ia menyebutkan bahwa tingginya konsumsi beras dapat menyebabkan peningkatan angka penderita penyakit diabetes di kalangan masyarakat Indonesia. "Tingginya konsumsi beras membawa implikasi terhadap kesehatan, seperti penyakit-penyakit termasuk yang sangat, sekarang menuju penyakit mungkin yang cukup masuk tertinggi adalah sakit gula atau diabetes," jelas Megawati.

Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia dan Presiden Turki Sepakat Melawan Islamofobia dan Bahas Isu Palestina

Meskipun demikian, Megawati menekankan bahwa salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah melalui diversifikasi pangan di Indonesia. Selain beras, Indonesia memiliki banyak sumber pangan lainnya yang dapat menjadi alternatif. "Pada gilirannya, rendahnya diversifikasi pangan akan menjadi beban nasional kita," pungkasnya.

Pernyataan Ketua BRIN ini menjadi panggilan untuk mempertimbangkan ulang pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia demi menjaga kesehatan mereka dan mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan konsumsi berlebihan beras.***

Editor: Achmad Wirahadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x