5 Pertempuran Besar Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia saat Belum Diakui Belanda

- 18 Juni 2023, 22:56 WIB
Kejahatan perang semasa Perang Kemerdekaan 1945-1949. Foto gerilyawan dan rakyat yang ditawan militer Belanda di Surakarta.
Kejahatan perang semasa Perang Kemerdekaan 1945-1949. Foto gerilyawan dan rakyat yang ditawan militer Belanda di Surakarta. /Arsip Nasional Belanda/

SUMEDANG BAGUS - Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, tak lama setelah Jepang yang saat itu menguasai wilayah Indonesia, menyatakan penyerahan tanpa syarat kepada sekutu. Namun, masih ada banyak pihak yang tidak menerima kemerdekaan Indonesia, termasuk Belanda dan sekutunya. Belanda memiliki rencana untuk merebut kembali wilayah Indonesia, dan rencana ini dimulai pada tanggal 19 September 1945 ketika pasukan AFNEI (Allied Forces Netherland East Indies) mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok.

Letjen Sir Philip Christison memimpin pasukan AFNEI yang didukung oleh NICA (Netherland Indies Civil Administration) yang dipimpin oleh Van Der Plass. Awalnya, AFNEI mengklaim bahwa tujuan mereka di Indonesia adalah untuk mengembalikan tentara Jepang, membebaskan tentara sekutu, dan menerima penyerahan kekuasaan dari Jepang. Indonesia menyambut kedatangan AFNEI dengan harapan tersebut. Namun, kepercayaan tersebut ternyata disalahgunakan.

Indonesia mengetahui bahwa AFNEI didukung oleh NICA, yang secara terang-terangan ingin mengembalikan kekuasaan Hindia-Belanda setelah kemerdekaan. Akibatnya, Indonesia mulai melawan pasukan tersebut, dan pertempuran pecah di berbagai daerah di Indonesia.

Baca Juga: Pernyataan Soekarno, Penjajahan Belanda Selama 350 Tahun di Bantah Sejarawan

Berikut adalah ringkasan pertempuran-pertempuran yang mempertahankan kemerdekaan Indonesia:

1. Pertempuran Ambarawa:

Pada tanggal 20 Oktober 1945, pasukan sekutu pimpinan Brigjen Bethel tiba di Semarang dan melanjutkan perjalanan ke Magelang. Pasukan tersebut menimbulkan kerusuhan dan teror di wilayah tersebut. Masyarakat memboikot dan akhirnya melawan pasukan tersebut. Pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pimpinan Kolonel Sudirman mengejar dan mengepung tentara sekutu. Selama empat hari (12-15 Desember 1945), pasukan TKR memberikan perlawanan dan berhasil memenangkan pertempuran di Ambarawa. Tanggal 15 Desember 1945 ditetapkan sebagai Hari Juang Kartika TNI-AD.

2. Pertempuran Surabaya:

Pada tanggal 25 Oktober 1945, pasukan sekutu pimpinan Brigjen A.W.S Mallaby tiba di Surabaya, Jawa Timur. Tiga hari setelah kedatangan mereka, pertempuran pecah yang menyebabkan kematian Mallaby. Belanda mengancam dan memberikan ultimatum kepada rakyat Surabaya untuk menyerah pada tanggal 9 November 1945 sebelum pukul 18.00. Namun, rakyat Surabaya menolak ultimatum tersebut. Bung Tomo berhasil membangkitkan semangat perlawanan masyarakat Surabaya. Pertempuran berdarah terjadi pada tanggal 10 November 1945, yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pahlawan Nasional.

Halaman:

Editor: Achmad Wirahadi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah