Peneliti Pusat Sains dan Teknologi Antariksa (PSTA) Lapan Erma Yulihastin menjelaskan, kondisi tersebut menyebabkan potensi terjadinya Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) ganda yang dapat pecah dan terputar oleh gaya Coriolis, sehingga dapat menghasilkan serial bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem di wilayah sekitarnya.
Siklo tropis yang seringkali terjadi menjadi bukti nyata perubahan iklim global itu memang ada.
Akibat deforestasi yang tidak terkendali suhu udara di bumi naik termasuk di muka air laut, akibatnya es di kutub utara dan kutub selatan yang menjadi penyeimbang mulai mencair.
Lapisan es yang semakin habis itu bisa menyebabkan makin sulitnya mengendalikan kenaikan suhu bumi. Sehingga, siklon semakin mudah muncul dari kenaikan suhu muka air laut.
BMKG mencatat sejak sepuluh tahun terakhir, kejadian siklon tropis semakin sering terjadi.
Baca Juga: Lirik Lagu SNS - ASTRO, Lengkap dengan Terjemahan Bahasa Indonesia
Bahkan pada 2017, dalam satu pekan bisa terjadi dua kali siklon tropis.
Ini menjadi peringatan bagi pemangku kepentingan untuk menyiapkan mitigasi bencana yang lebih baik, sekaligus ikut serta mengerem perubahan iklim dengan memperlakukan alam lebih bijaksana.***