Lima Desa di Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan Disergap Banjir dan Longsor

11 Mei 2022, 19:00 WIB
Disergap banjir dan longor pada Selasa, 10 Mei 2022 pukul 15.00 WITA, tim gabungan terus melakukan upaya penanganan di lima desa terdampak di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. /dok. BNPB/

SUMEDANGKLIK – Disergap banjir dan longor pada Selasa, 10 Mei 2022 pukul 15.00 WITA, tim gabungan terus melakukan upaya penanganan di lima desa terdampak di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Rabu 11 Mei 2022.

Kelima desa terdampak itu yakni Desa Kadundung, Desa Paragusi yang terletak di Kecamatan Latimojong, Desa Bolong, Desa Ilan Batu di Kecamatan Walenrang Barat dan Desa Pimpengan Tengah di Kecamatan Lamasi.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, BPBD Kabupaten Luwu melaporkan terdapat 80 unit rumah terdampak dan 1 unit rumah mengalami rusak berat.

Baca Juga: Kini Warga Dua Desa Tak Lagi Khawatir Jembatan Ambruk

“Selain itu, peristiwa ini juga mengakibatkan tertutupnya akses jalan antara Desa Kadundung dengan Desa Paragusi akibat tertutup longsor,” ungkap Muhari dalam keterangannya.

Muhari menjelaskan, kondisi saat ini dilaporkan banjir sudah surut. Untuk akses jalan yang tertutup, kini sudah bisa dilewati, setelah sebelumnya sempat menghambat mobilitas warga antar desa.

Berdasarkan prakiraaan daerah potensi banjir Sulawesi Selatan Dasarian II Mei 2022 di wilayah Kabupaten Luwu, dikatakan Muhari, meliputi Kecamatan Larompong dan Larompong Selatan memiliki potensi banjir tergolong menengah.

Baca Juga: Penyidik Bareskrim Polri Perpanjang Masa Tahanan Vanesa Khong, Polisi Ungkap Hal Ini

“Kemudian Kecamatan Bajo, Bajo Barat, Belopa, Bua, Lamasi, Lamasi Timur, Latimojong, Ponrang, Suli, Suli Barat, Walenrang, Walenrang Barat, Walenrang Timur, Walenrang Utara memiliki potensi banjir tergolong rendah,” tutur dia.

Menyikapi prakiraan daerah potensi banjir dari BMKG, kata Muhari, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bahaya hidrometeorologi.

Selain itu, dihimbau untuk warga yang tinggal lereng bukit atau dataran rendah untuk waspada terjadi tanah longsor apabila intensitas hujan tinggi terus terjadi.

Baca Juga: Indonesia Mulai Masuk Transisi Fase Endemi Covid-19, Juru Bicara Satgas Covid-19 Ungkap Hal Ini

“Gerakan susur sungai juga dapat dilakukan sebagai langkah preventif guna mengantisipasi sampah atau ranting yang dapat menghalangi laju air saat terjadi hujan,” ungkap Muhari. ***

Editor: Ecep Sukirman

Tags

Terkini

Terpopuler