Pada suatu hari, saat ia sedang menggembalakan domba-dombanya, si gembala tuli merasakan sakit perut.
Ia sudah tak kuat menahannya untuk buang air besar dan terpaksa harus memutuskan pulang ke rumah untuk membuang hajat.
Bak dayung bersambut, di tengah - tengah kegalauannya antara harus pulang ke rumah dengan rasa khawatir lantaran harus meninggalkan domba gembalaanya, tiba-tiba ia melihat ada seseorang yang tak jauh darinya sedang menyabit rumput.
Ia pun menghampirinya dan berkata.
"Hai Kawan tolong jaga domba-domba ini ya, dan tolong awasi Jangan sampai ada yang berkeliaran hingga tersesat. Aku akan pulang ke rumah sebentar untuk buang air besar," kata penggembala.
Diketahui, pemotong rumput tersebut ternyata juga tuli, ia tak mendengar apapun yang penggembala itu katakan.
Si pemotong rumput mengira, kalau si penggembala mau meminta rumputnya.
"Enak saja, Mengapa kau tidak memotong rumput nya sendiri? aku di rumah juga banyak hewan ternak yang harus kuberi makan. Sudah sana pergi! Jangan ganggu aku," kata si pemotong rumput sembari menggerakkan tangannya.
Karena sama-sama tak bisa mendengar, si penggembala mengira gerakan tangan yang dilakukan oleh si pemotong rumput merupakan isyarat bahwa dirinya menyuruh si penggembala agar cepat pulang.