6 Bacaan Niat Puasa Ramadhan Yang Wajib Kamu Tahu, Nomor 1 Terbanyak Dibaca

1 April 2022, 15:02 WIB
Ilustrasi membaca niat puasa Ramadhan. /Pexels/thirdman/

 

SUMEDANGKLIK – Bacaan niat merupakan hal yang paling utama saat kita akan melakukan ibadah apapun, karena menurut fungsinya, niat merupakan hal yang membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya, atau membedakan antara ibadah dengan kebiasaan.

Disamping itu, niat juga yang membedakan tujuan seseorang dalam beribadah.

Begitupun niat sangat penting diucapkan saat kita akan melaksanakan puasa pada Bulan Ramadhan.

Baca Juga: Begini Niat dan Tata Cara Mandi Besar Yang Harus Dilakukan Saat Memasuki Bulan Ramadhan

Biasanya, niat puasa diucapkan  pada malam hari, sejak terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar atau saat memasuki waktu sholat subuh.

Dilansir dari NU Online, ada enam versi bacaan niat puasa Ramadhan yang bisa dipilih, diantaranya:

   

1.نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanati lillāhi ta‘ālā 

Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”

Lafal niat di atas dikutip dari Kitab Minhajut Thalibin dan Perukunan Melayu.

Kata “Ramadhana” merupakan mudhaf ilaihi sehingga dibaca khafadh dengan tanda baca akhirnya berupa fathah, sedangkan kata “sanati” diakhiri dengan tanda baca kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr dengan alasan lil mujawarah.

Baca Juga: Selain Umat Islam, Ternyata 5 Agama Ini Juga Punya Tradisi Puasa! Cek Perbedaannya

2.نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanata lillāhi ta‘ālā 

Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.” Lafal niat di atas termaktub dalam Kitab Asnal Mathalib.

Kata “Ramadhana” pada niat di atas menjadi mudhaf ilaihi sehingga dibaca khafadh dengan tanda fathah, sedangkan kata “sanata” diakhiri dengan fathah sebagai tanda nashab atas kezharafannya. Baca Juga: Asal-usul Susunan Lafal Niat Puasa Ramadhan

 

3.نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāni hādzihis sanati lillāhi ta‘ālā 

Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”

Lafal niat di atas dikutip dari Kitab Hasyiyatul Jamal dan Kitab Irsyadul Anam.

Kata “Ramadhani” dianggap sebagai mudhaf ilaihi yang juga menjadi mudhaf sehingga diakhiri dengan kasrah yang menjadi tanda khafadh atau tanda jarr-nya.

Sementara kata “sanati” diakhiri dengan kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr atas musyar ilaih kata "hādzihi" yang menjadi mudhaf ilaihi dari "Ramadhani".  

Baca Juga: Resep Menu Buka Puasa 'Ayam Kriwil Belacan' yang Pedas Crispy dan Menggugah Selera

4. نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ

 Nawaitu shauma Ramadhāna

Artinya, “Aku berniat puasa bulan Ramadhan.”

 

5. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ - عَنْ رَمَضَانَ

Nawaitu shauma ghadin min-'an Ramadhāna

 Artinya, “Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan.” 

Lafal niat 4 dan 5 diambil dari dari Kitab I’anatut Thalibin.

Baca Juga: Paling Laris, Ini Cara Membuat Resep Menu Minuman Takjil di Bulan Ramadhan, Salah Satunya Sago Jelly Blue Ice

6. نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ

Nawaitu shaumal ghadi min hādzihis sanati ‘an fardhi Ramadhāna 

Artinya, “Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan.” 

Redaksi niat nomor 6 ini dikutip dari Kitab Asnal Mathalib.***

Editor: Verawati Azzahra

Sumber: NU Online

Tags

Terkini

Terpopuler