Jadi Sumber Perekonomian Baru, Ini Catatan untuk Sektor Pariwisata Jabar Hasil WJTT 2024

- 29 Juni 2024, 13:16 WIB
Narasumber West Java Tourism Talk di TCC Bandung
Narasumber West Java Tourism Talk di TCC Bandung /Humas BI Jabar

SUMEDANG BAGUS -- Saat ini, struktur perekonomian Jawa Barat didominasi oleh dua sektor yaitu industri pengolahan dengan pangsa sebesar 42% dan perdagangan sebesar 15%. Tapi, tantangan ketidakpastian global dan pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang yang belum terlalu kuat saat ini membuat sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru diperlukan. Salah satu yang potensial yaitu sektor pariwisata.

Jawa Barat memiliki 540 wisata alam, 277 wisata budaya dan 342 desa wisata yang perlu terus dikembangkan. Pengembangan sektor pariwisata diharapkan dapat memberikan multiplier effect yang besar, antara lain ke sektor perdagangan, sektor transportasi, dan sektor akomodasi penyediaan makanan minuman.

Baca Juga: Sekda Jabar Harapkan KKJ dan PKJB 2024 Tingkatkan Derajat UMKM untuk Naik Kelas

Optimalisasi kinerja sektor pariwisata menjadi penting untuk dilakukan guna memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Jawa Barat kedepan. Untuk mendorong optimalisasi sektor pariwisata di Jawa Barat, Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) – Jawa Barat, menyelenggarakan West Java Tourism Talk Vol.2 pada Jumat 28 Juni 2024, di Trans Convention Center, Bandung, dengan tema “Pariwisata Jabar: Peluang dan Tantangan”.

Kegiatan WJTT Vol.2 secara resmi dibuka oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Muslimin Anwar, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Benny Bachtiar, dan Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia - Jawa Barat, Herman Muchtar. WJTT kali ini menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan mulai dari Asosiasi - Hilwan Saleh, Akademisi - Djoni Sofyan Iskandar, Influencer - Ahmad Renaldi, sampai pelaku usaha pariwisata - Asep Hidayat. Kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 300 peserta yang berasal dari anggota asosiasi, akademisi, pemerintah daerah, pelaku usaha pariwisata, dan masyarakat umum.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Muslimin Anwar, dalam sambutannya menyampaikan pariwisata merupakan sektor potensial pendukung pertumbuhan ekonomi baru. Jawa Barat perlu lebih mengeksplorasi keunggulan wisata alam dan keanekaragaman budaya masing-masing daerah untuk meningkatkan jumlah wisatawan, khususnya wisman, untuk mendukung perbaikan pendapatan devisa dan kinerja pariwisata nasional.

Selain itu, pengembangan destinasi perlu diakselerasi dengan berorientasi pada kualitas (quality tourism) dan memastikan inklusivitas dari pengembangan destinasi wisata terutama dengan mengoptimalkan peran wirausaha muda. Pengembangan Quality Tourism perlu difokuskan untuk mendatangkan wisman dari kelas menengah-atas, high spender, dan length of stay nya lebih lama.

Bank Indonesia Jawa Barat juga terus bersinergi dengan berbagai pihak dalam pengembangan desa wisata, UMKM pariwisata, dan SDM pendukung pariwisata seperti kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang berkontribusi positif bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Jawa Barat. Kepala Disparbud, Benny Bachtiar, menyampaikan pariwisata berdampak besar pada ekonomi daerah, menyejahterahkan segala lini masyarakat, pelaku UKM hingga pekerja seni, serta potensi devisa negara.

Untuk mendukung perkembangan sektor pariwisata, dibutuhkan kolaborasi antar Pemerintah Daerah serta pelaku usaha, untuk mengembangkan kapabilitas daerah dalam eksplorasi wilayah, melakukan perancangan, dan strategi pemasaran. Ketua GIPI – Jawa Barat menyampaikan kegiatan kolaborasi dan sinergi untuk pengembangan pariwisata tersebut perlu terus digiatkan guna mendukung optimalisasi dan pengembangan sektor pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.

Beberapa insight yang dihasilkan dari Talkshow WJTT Vol.2, Hilwan Saleh menyampaikan bahwa daerah perlu mengenali keunikan dan kekhasan daerah yang selanjutnya dapat dikemas, dikenalkan, dan dipromosikan dengan baik kepada publik. Sedangkan Djoni Sofyan Iskandar menekankan telah terjadi pergeseran paradigma tingkat kepuasan wisatawan, dimana tidak hanya pelayanan, tapi juga pengalaman. Selain itu, perlu implementasi teknologi digital dalam memajukan pariwisata (website, market place, social media, dan mass – media).

Sementara itu, Ahmad Renaldi menekankan bahwa tren pariwisata saat ini adalah pariwisata yang dapat dinikmati dalam satu hari (one day tourism). Jawa Barat harus lebih gencar mempromosikan pariwisata daerah secara konsisten dan kontinyu. Sementara Asep Hidayat menggarisbawahi bahwa guna membangun desa wisata diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kepedulian terhadap potensi daerahnya.

Insight dari hasil talkshow tersebut menjadi buah pemikiran sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun langkah strategis pengembangan pariwisata di Jawa Barat dan lebih lanjut diharapkan dapat melengkapi penyusunan roadmap pengembangan destinasi wisata di Jawa Barat. Dengan adanya insight tersebut, kegiatan sinergi guna optimalisasi dan pengembangan pariwisata di Jawa Barat akan terus digiatkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Barat.***

Editor: B. Hartati

Sumber: Rilis


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah