Pakar ITB Ungkap Penyebab Longsor di Kampung Cigintung, Cipongkor Kabupaten Bandung Barat

- 28 Maret 2024, 09:00 WIB
Pakar longsoran ITB ungkapkan tentang penyebab longsor Cipongkor
Pakar longsoran ITB ungkapkan tentang penyebab longsor Cipongkor /Humas ITB

SUMEDANG BAGUS -- Peristiwa longsor yang terjadi di Kampung Cigintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat mengakibatkan setidaknya 4 orang meninggal, puluhan rumah rusak, dan ratusan warga mengungsi. Pakar longsoran (landslide) Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Eng. Imam Achmad Sadisun, S.T., M.T., mengungkapkan faktor penyebab longsor di Kampung Cigintung, RT 03 RW 04, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Menurut Imam, faktor penyebab longsor secara umum dibagi menjadi dua, yakni prakondisi (preconditioning factor) dan pemicu (triggering factor). Faktor prakondisi umumnya berkaitan dengan berbagai kejadian yang sifatnya berlangsung relatif lambat atau jangka panjang, seperti pelapukan, erosi, perubahan topografi/kemiringan lereng, perubahan tata guna lahan, dan kondisi geologisnya, seperti terdapatnya batuan di wilayah tersebut yang secara alamiah memungkinkan mudah menjadi bidang gelincir. Sedangkan faktor pemicu berkaitan dengan kejadian-kejadian jangka pendek atau bahkan seketika seperti curah hujan lebat atau gempa bumi.

Baca Juga: Kunjungi Lokasi Pengungsian, Kepala BNPB Pastikan Korban Longsor Cipongkor Tertangani

Saat faktor prakondisi sudah memperlihatkan adanya gejala-gejala tidak stabil, hujan yang tidak terlalu besar pun dapat memengaruhi kekuatan geser material pembentuk lereng sehingga longsor terjadi. “Kalau hujan ringan hingga sedang umumnya tidak menyebabkan longsor. Namun kalau hujan di atas lebat atau hujan yang memang ekstrem, 150 mm/hari menurut ukuran BMKG, dapat menjadi faktor pemicu longsoran. Intinya, hujan bisa menurunkan kekuatan geser material pembentuk lerengnya,” ujarnya, pada Selasa 26 Maret 2024.

Selain itu, banyak gempa bumi yang memicu kejadian longsoran-longsoran besar. Namun, dalam kejadian longsoran kali ini, faktor utama yang memicu adalah curah hujan yang lebat akhir-akhir ini.

GEJALA LONGSOR

Hampir semua bencana memiliki tanda-tanda atau gejala yang mengawali kejadiannya, termasuk longsoran. Gejala tersebut dapat dilihat pada tiga bagian utama dari suatu lereng, yakni bagian kepala (head), tubuh (body), dan kaki (foot).

Gejala di bagian kepala lereng biasanya ditandai dengan retakan-retakan memanjang pada tanah, yang umumnya melengkung untuk jenis longsoran nendetan (slump); pada bagian badan lereng ditandai dengan pepohonan atau tiang-tiang listrik yang mulai miring karena adanya pengaruh pergerakan awal longsoran; dan di bagian kaki lereng umumnya muncul sembulan tanah (bulging) dan munculnya mata air. Hal tersebut karena bagian itu merupakan bagian yang menahan gaya yang dihasilkan dari pergerakan dari kepala dan badan lereng.

Imam mengatakan, mekanisme longsor di Kampung Cigintung, Kecamatan Cipongkor, berbeda dengan yang terjadi di Kampung Cigombong, Kecamatan Rongga, beberapa waktu lalu. Gejala di bagian kepala sistem lereng di Kampung Cigombong sudah terlihat dari adanya perkembangan retakan yang relatif melengkung di lapangan depan SD di daerah tersebut. Retakan tersebut menjadi cikal bakal mahkota (bagian paling atas) longsoran. Sementara di Kampung Cigintung, gejala longsoran tidak mudah terlihat karena terjadi di bagian atas lereng perbukitan yang bukan merupakan area aktivitas warga.

Halaman:

Editor: B. Hartati

Sumber: itb.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x