Pakar ITB Ungkap Penyebab Longsor di Kampung Cigintung, Cipongkor Kabupaten Bandung Barat

- 28 Maret 2024, 09:00 WIB
Pakar longsoran ITB ungkapkan tentang penyebab longsor Cipongkor
Pakar longsoran ITB ungkapkan tentang penyebab longsor Cipongkor /Humas ITB

Imam menuturkan, longsoran yang terjadi di Kampung Cigintung merupakan longsoran aliran bahan rombakan (debris flow). Material longsorannya berupa tanah, fragmen batuan, dan bahkan pepohonan yang terbawa oleh air dan menimpa rumah-rumah warga.

MITIGASI LONGSOR

Menurut Imam, mitigasi kebencanaan perlu peran serta berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, industri, perguruan tinggi, lembaga kemasyarakatan, media massa, hingga pelibatan masyarakat itu sendiri. Peningkatan kapasitas (capacity building) masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor sangat perlu digalakkan.

“Semua lini harus saling bahu-membahu untuk meningkatkan kewaspadaan akan potensi terjadinya longsoran, minimal mengetahui gejala-gejala awalnya, sehingga akan lebih waspada,” ujarnya.

Secara umum, metode mitigasi dapat dilakukan secara struktural maupun nonstruktural. Metode struktural umumnya merupakan metode baku yang sudah banyak dilakukan di berbagai tempat di Indonesia maupun luar negeri.

Konsep mendasar dalam upaya mitigasi struktural dilakukan dengan dua cara, yakni, pertama, pengurangan gaya-gaya yang menyebabkan terbentuknya longsoran (reduction in the driving forces). Kedua, peningkatan gaya-gaya yang dapat memberikan "perlawanan" untuk terjadinya longsorang (increase in the available resisting forces). Cara kedua tersebut membuat material pembentuk lereng semakin kuat.

Sementara itu, perbaikan kestabilan lereng secara struktural lebih lanjut dapat dikelompokkan dalam jenis kegiatan, yaitu modifikasi geometri lereng (pelandaian lereng), perbaikan saluran atau drainase, memperbaiki atau memperkuat material pembentuk lereng. Selain itu, juga perlu ada kegiatan membangun struktur penyangga.

Keempat kegiatan tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada dan dapat dikombinasikan. “Berbagai cara dilakukan untuk menanggulangi lereng-lereng yang kritis yang sudah dicurigai akan longsor. Kalau pun sudah longsor maka harus diperbaiki dan kalau perlu dilakukan perkuatan,” tuturnya.

Untuk longsoran aliran bahan rombakan, mitigasi struktural dapat dilakukan dengan metode perlindungan terhadap bahaya aliran bahan rombakan. Mitigasi tersebut seperti dengan membangun dinding pengelak (deflection wall), pagar pemecah aliran (debris fences), dan cekungan penampung aliran (debris flow catch basins).

Sementara itu, cara nonstruktural dapat dilakukan dengan sosialiasi peta lokasi rawan bencana, memasang rambu-rambu peringatan kebencanaan, dan yang penting semua itu dilakukan dengan melibatkan masyarakat secara aktif. Kegiatan mitigasi tersebut, menurut Imam, hendaknya juga memperhitungkan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat.

Halaman:

Editor: B. Hartati

Sumber: itb.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah