Krisis Populasi, Beberapa Negara Rela membayar Pendatang Demi Tinggal Di Wilayahnya

- 13 Mei 2023, 19:27 WIB
Krisis Populasi, Beberapa Negara Rela membayar Pendatang Demi Tinggal Di Wilayahnya
Krisis Populasi, Beberapa Negara Rela membayar Pendatang Demi Tinggal Di Wilayahnya /Pikiran Rakyat/

 

SUMEDANG BAGUS - Krisis populasi saat ini tengah menjadi masalah yang harus dihadapi oleh beberapa negara. Seperti beberapa negara di Asia, yakni China, Jepang, dan Korea Selatan yang mengalami penurunan angka kelahiran secara signifikan. Para pakar mengungkap beberapa penyebab dibalik rendahnya angka kelahiran. Menurut mereka, biaya hidup yang mahal, terbatasnya tempat, dan kurangnya bantuan perawatan anak di perkotaan membuat warga Jepang kesusahan membesarkan anak.

Berbagai persolan itu membuat hanya ada sedikit pasangan yang memutuskan untuk memiliki anak. Pasangan suami istri di perkotaan juga jauh dari keluarga besar mereka sehingga susah meminta bantuan. Selain itu, pandangan tentang pernikahan dan keluarga sudah berubah dalam beberapa tahun belakangan. Pada masa pandemi ini ada lebih banyak pasangan yang menunda pernikahan. Hal lain yang dianggap sebagai biang keroknya ialah pesimisme kalangan muda dalam memandang masa depan. Banyak pemuda yang mengalami frustrasi akibat tekanan kerja dan kemandekan ekonomi. Ekonomi Jepang mengalami stagnasi sejak bubble burst pada awal 1990-an.

Baca Juga: Sumedang Pionir Transaksi Non Tunai Tingkat Pemerintahan Desa Di Jabar

Menurut data dari Bank Dunia, pertumbuhan PDB negara itu telah melambat dari 4,9 persen pada tahun 1990 menjadi hanya 0,3 persen pada tahun 2019. Jepang tidak sendiri. Setidaknya ada dua negara lain di Asia Tenggara yang juga mengalami penurunan angka kelahiran, yakni Korea Selatan (Korsel) dan Tiongkok. Angka kelahiran di Korsel mencapai rekor terendahnya pada tahun 2022. Sementara itu, pada tahun yang sama jumlah penduduk Tiongkok berkurang untuk pertama kalinya sejak dekade 1960-an.

Namun, masalah krisis populasi ini tak hanya terjadi di negara Asia saja, beberapa negara lainnya pun tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi masalah yang sama.   Bahkan, mereka rela memberikan sejumlah uang agar pendatang mau pindah ke negara. Deretan negara berikut, rela berikan insentif untuk mereka yang tinggal di negaranya. Siapa saja, simak!

Baca Juga: Pulang Dari Amerika, Ridwan Kamil Bawa Beasiswa Pendidikan Teknologi Blockchain.

1. Spanyol Banyak kota kecil di Spanyol yang tengah menghadapi penurunan populasi karena banyak anak mudanya yang lebih memilih tinggal di perkotaan.Tentu, hal ini membuat beberapa kota kecil di Spanyol sepi, hingga menawarkan insentif untuk orang asing agar mau tinggal dan bekerja di wilayahnya.   Seperti di Ponga, desa kecil di pegunungan utara Spanyol dengan jumlah penduduk hanya 500 orang ini menawarkan pasangan muda 3.000 euro atau sekitar Rp48.5 juta untuk mereka yang ingin pindah ke sana selama 5 tahun.   Bahkan, jika pasangan muda telah memiliki anak ketika tinggal di Ponga, pemerintah setempat akan tambahkan 3.000 euro per anak.  

2. Yunani Hal sama pun terjadi di Yunani. Sejak tahun 2010, negara satu ini terus mengalami penurunan populasi secara stabil, dan diperkirakan akan terus berlanjut hingga tahun 2050.   Salah satu pulau di Yunani menawarkan insentif untuk mendorong pendatang baru. Gereja Orthodox di pulau Antikythera berencana memberikan sebidang tanah dan akan menerima 500 euro atau sekitar Rp8,1 juta per bulan selama tiga tahun jika ada yang putuskan tinggal di sana.

Baca Juga: Tips Mencegah Picky Eater Pada Anak

3. Chili Sejak tahun 2016, Chili telah mendorong bisnis baru untuk dibangun di negaranya. Melalui program Startup Chile, pendatang bisa mendaftar salah satu dari tiga program yang ditawarkan, yaitu Build, Ignite, dan Growth Build digunakan untuk startup baru dan merupakan program empat bulan untuk membantu meluncurkan bisnis baru. Dengan program ini, startup baru akan menerima dana 14.000 dolar AS sekitar Rp206, 4 juta dan visa tinggal selama 1 tahun.   Sedangkan program Ignite akan menawarkan bisnis 30.000 dolar AS sekitar Rp442,4 juta dan program Growth ditujukan untuk bisnis yang lebih matang dan menawarkan pendanaan hingga 80.000 dolar AS Rp1,1 miliar.  ***

 

Editor: Helmi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah