Biarawati Rela Bertekuk Lutut di Hadapan Militer Bersenjata Myanmar Demi Lindungi Warga

- 6 Maret 2021, 14:15 WIB
ILUSTRASI - Biarawati asal Prancis, Luile Randon atau Suster Andre sembuh dari covd-19 di malam ulang tahunnya yang ke-117.*
ILUSTRASI - Biarawati asal Prancis, Luile Randon atau Suster Andre sembuh dari covd-19 di malam ulang tahunnya yang ke-117.* /Pixabay/ mrviktorzolotukhin



PR SUMEDANG –  Nama Ann Roza seorang biarawati sedang dalam sorotan ketika rela bertekuk lutut dan berani mengorbankan dirinya untuk lindungi warga. tengah menyebar luas dengan cepat.

Hal itu bermula ketika Ann melakukan aksi heroik dengan biarawati bertekuk lutut di hadapan militer, sebab ia memikirkan kejadian yang menimpa Mya Thwate Khaing, gadis berusia 20 tahun asal Mandalay, Myanmar yang meninggal akibat ditembak petugas saat berunjuk rasa itu akan terulang.

Minggu, 28 Februari 2021 ia mengungkapkan kronologi biarawati bertekuk lutut di hadapan militer pada saat kerusuhan itu terjadi, Ann tengah memberikan perawatan karena pada hari itu klinik lain tutup.

Baca Juga: Hati-Hati Para Wanita! Berikut 3 Penyakit yang Sering Menyerang akibat Pola Makan Tak Sehat

Dalam keadaan yang mencekam itu, ia melihat sekelompok orang berbaris dan melakukan aksi unjuk rasa, secara tiba tiba terdengar suara tembakan disertai pemukulan petugas pengaman terhadap para pengunjuk rasa.

Hal itu membuatnya bergegas mendekati tempat pengunjuk rasa, yang saat itu terjadi tidak jauh dari tempat ia bekerja.

Ann pada saat itu langsung berlari menghampiri petugas keamanan hingga bertekuk lutut, memohon kepada para petugas agar tidak melakukan tindak kekerasan pada pengunjuk rasa.

Baca Juga: Tak Pernah Dapat Bantuan Pemerintah, Kakek Biyok Memiliki Uang Berkarung-karung dari Cuci Piring

Hingga ia mengatakan minta dibunuh dengan harapan dapat menyelamatkan orang lain.

“Tolong bunuh saya, saya tidak ingin melihat orang lain terbunuh,” teriaknya kepada militer bersenjata itu.

Sembari menangis Ann berlutut dan berteriak kepada pasukan keamanan bersenjata agar menghentikan penekanan dan kekerasan kepada para pengunjuk rasa.

Dia mengungkap tidak takut menghadapi kematian nya hanya untuk membela keselamatan penduduk lain. Kejadian haru itu terjadi di Myitkyina, Negara bagian Kachin.

Baca Juga: Ridwan Kamil Bagikan ‘Giveaway’ 10 Rumah dan Motor untuk Pahlawan Covid-19

Pada saat kejadian mencekam itu berlangsung Ann mengaku melihat ambulans dihancurkan dan petugas medis dipukuli dengan senjata.

“Saya terkejut dan saya pikir hari ini adalah hari dimana saya akan mati, saya memutuskan untuk mati,” ujar Ann, seperti dikutip PikiranRakyat-Sumedang.com dari Sky News.

Dalam kejadian tersebut para pengunjuk rasa saling membela diri dan membantu di tengah kekacauan yang sedang terjadi.

Ia juga menambahkan, militer bukanlah penjaga rakyat bila dilihat dari apa yang telah menimpa korbannya.

Setelah itu Ann membawa seorang pengunjuk rasa yang juga menjadi korban, dan memberikan perawatan  di kliniknya. ***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Sky News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x