Ketua DPP Apindo Jabar Prihatin, Banyak Perusahaan yang Tutup Ataupun Relokasi di Jabar

- 10 Desember 2023, 19:42 WIB
Ketua Apindo Jabar Ning Wahyu
Ketua Apindo Jabar Ning Wahyu /Apindo Jabar

SUMEDANG BAGUS -- Menjelang tahun 2024, setelah UMP dan UMK ditetapkan, justru banyak bermunculan di media sosial, video viral kesedihan ribuan karyawan perusahaan yang terkena lay off karena perusahaan tutup. Selain itu, ada pula video yang menunjukkan demo pekerja yang menuntut upah naik di atas PP Nomor 51 tahun 2024.

Video viral kesedihan ribuan karyawan tersebut membuat Ketua Apindo Jawa Barat Ning Wahyu menyatakan keprihatinan dan kesedihannya. Apalagi, perusahaan-perusahaan yang tutup tersebut merupakan perusahaan padat karya yang masing-masing memiliki ribuan karyawan.

Baca Juga: Apindo Jabar Menyambut Baik Keputusan Pj Gubernur Jabar Soal UMK 2024

Menyikapi video-video yang berseliweran di media sosial tersebut, Ning menyatakan, Jabar memang memiliki realisasi investasi tertinggi dibandingkan provinsi lain. Investasi tersebut bernilai 174,58 triliun rupiah atau sekira 14,46 persen dari total investasi nasional di tahun 2022.

Namun, menurut Ning, terjadi penurunan daya serap tenaga kerja untuk persatu triliun investasi dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Hal itu terjadi karena investor yang masuk lebih banyak ke arah padat modal dengan teknologi digital dan otomation.

"Seiring waktu memang mau tidak mau Jabar harus bertransformasi ke industri padat modal, digital, dan teknologi tinggi. Namun, untuk saat ini, dengan kualitas pekerja dan pencari kerja dengan background paling tinggi jumlahnya adalah lulusan SD, diikuti SMA/K, SMP, dan Perguruan Tinggi, maka dalam masa transformasi ini, industri padat karya masih sangat dibutuhkan," ujar Ning.

Ning pun mengungkapkan, industri padat karya memiliki persaingan yang sangat luar biasa. Persaingan tersebut bukan hanya antarnegara, tapi juga antarprovinsi. Persaingan terjadi terutama soal upah. "Dengan melemahnya pasar dan persaingan ketat, maka buyer memilih produsen dengan biaya termurah atau yang paling kompetitif," tutur Ning.

Di Jawa Barat, industri-industri padat karya banyak yang berlokasi di kota atau kabupaten dengan upah yang relatif tinggi. Ning menuturkan, hal tersebut memicu banyaknya relokasi ke daerah lain dengan upah yang lebih kompetitif dengan infrastruktur yang juga menunjang sehingga mengurangi biaya produksi.

Ketua Apindo Jabar tersebut pun menyebutkan contoh perpindahan perusahaan ke Jawa Tengah yang notabene memiliki standar upah yang terbilang lebih rendah dibandingkan Jawa Barat. "Adapun perusahaan yang tidak sanggup bertahan, mereka tutup permanen," imbuh Ning.

Halaman:

Editor: B. Hartati


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x