PR SUMEDANG - "Jalan hidup seni bukan tanpa hambatan, beban dan hambatan sering bertabrakan, melahirkan masalah baru tanpa titik temu, seperti halnya pemaknaan dua senar tarawangsa, bahwa segalanya terdiri dari dua unsur; pria dan wanita, baik dan buruk, kaya dan miskin, datang dan pergi."
Kata-kata di atas mendapatkan kebenarannya dalam alur cerita film pendek Haritage.
Haritage adalah film pendek karya kedua garapan Pojok Seni yang ikut bersaing dalam pagelaran Festival Film Pendek Sumedang 2020 yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Sumedang.
Baca Juga: Link Live Streaming Tottenham Hotspur vs Manchester City
Berbeda dengan film pendek Samudera sebelumnya, pada Haritage ini Pojok Seni merombak sebagian tim produksi beserta para pemainnya.
Tak berlebihan jika menyebut film pendek Haritage sebagai karya paling rancak dan digarap paling serius oleh kelompok seni yang bermarkas di Tanjungsari ini.
Haritage bercerita tentang biduk rumah tangga seorang pemupuk warisan leluhurnya, yakni alat musik gesek tradisional khas Jawa Barat, tarawangsa.
Baca Juga: Sekda Sumedang Masuk 10 Besar Nominasi di Ajang Penghargaan Anugerah ASN 2020
Film pendek ini diangkat dari kisah nyata, menceritakan sisi lain kehidupan seniman tarawangsa yang jalan hidupnya tak semulus bunyi dawai tarawangsa yang ia mainkan, yang tak ubahnya seperti kebanyakan orang pada umumnya.