Network
SUMEDANG BAGUS - Ina, salah seorang pedagang sayuran di Pasar Inpres Sumedang mengatakan masih tingginya harga komoditi sayuran terutama cabai saat ini lebih dipicu karena musim kemarau yang panjang dan jarang petani yang menanam. Untuk komoditas cabai hijau dan cabai merah tanjung ia memilih tidak menjualnya karena harganya tinggi dan yang membeli kurang. Ina memilih untuk tidak menjual dua komoditi tersebut, karena harganya tinggi.
"Saya pilih tidak menjual dua komoditi ini karena harganya tinggi sementara yang beli kurang, jadi kalau tidak laku khawatir busuk dan rugi," katanya. "Kalau dulu belinya suka ke pasar Induk Caringan, namun dengan harga yang saat ini tinggi jelas tidak menguntungkan," Ina menambahkan.
Harga cabai di Pasar Inpres Sumedang semakin meningkat, terutama untuk cabai rawit merah yang kini mencapai Rp 90.000 per kilogram. Bahkan, jika dibeli secara eceran, harganya dapat mencapai Rp 100.000 per kilogram.
Arif, petugas pencatat harga pada UPTD Pasar Inpres Sumedang, menyatakan bahwa tidak hanya cabai rawit merah yang mengalami kenaikan harga, melainkan semua jenis cabai juga mengalami situasi serupa. Kenaikan harga ini dapat menjadi tantangan tersendiri bagi konsumen dan pelaku usaha di sektor kuliner yang menggunakan cabai sebagai bahan utama dalam masakan mereka.
"Untuk cabai merah tanjung misalnya Rp 60.000 per kg, cabai hijau Rp 45.000 per kg, cabai krting Rp 70.000 per kg dan cabai rawit hijau Rp. 80.000 per kg," jelas Arif, Jumat (10/11/2023), dikutip dari sumedangkab.go.id.
Baca Juga: Stiker Kawasan Tanpa Rokok Upaya Edukasi pada Masyarakat
Selain cabai, beberapa komoditas sayuran juga mengalami kenaikan harga, meskipun tidak signifikan. Adapun perubahan harga untuk beberapa sayuran adalah sebagai berikut: tomat naik Rp 10.000 per liter, kentang naik Rp 17.000 per kilogram, wortel naik Rp 16.000 per liter, kol naik Rp 7.000 per kilogram, buncis naik Rp 25.000 per kilogram, dan kacang merah naik Rp 30.000 per kilogram. Untuk beras, harga kelas I sebesar Rp 14.500 per kilogram, kelas II sebesar Rp 14.000 per kilogram, dan kelas III sebesar Rp 13.500 per kilogram.
Kenaikan harga ini dapat memengaruhi daya beli masyarakat serta berpotensi memberikan dampak pada sektor ekonomi dan keuangan rumah tangga. Upaya pemantauan dan penanganan oleh pihak terkait mungkin diperlukan untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok.***
