Monumen Kujang Sapasang, Bentuk Penghormatan dan Pemberdayaan bagi Warga Terdampak Pembangunan Jatigede

- 7 Agustus 2023, 11:45 WIB
Warga melintas kawasan Menara Kujang Sapasang di Jatigede Sumedang. Gubernur Jabar Ridwan Kamil dijadwalkan akan meresmikan Menara Kujang pada pertengahan Agustus 2023.
Warga melintas kawasan Menara Kujang Sapasang di Jatigede Sumedang. Gubernur Jabar Ridwan Kamil dijadwalkan akan meresmikan Menara Kujang pada pertengahan Agustus 2023. /kabar-priangan.com/Nanang Sutisna/

SUMEDANG BAGUS - Pembangunan Kawasan Bendungan Jatigede memang merupakan sebuah proyek strategis nasional yang memerlukan pengorbanan dari warga Jatigede. Banyak dari mereka harus meninggalkan kampung halaman dan direlokasi agar proyek ini dapat direalisasikan. Namun, manfaat dari bendungan ini lebih banyak dinikmati oleh warga di kabupaten sekitar dan bahkan secara umum oleh negara.

Bupati Dony Ahmad Munir menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Sumedang hadir untuk meningkatkan ekonomi bagi warga sekitar Bendungan Jatigede. Salah satu langkah yang diambil adalah membangun industri pariwisata di kawasan bendungan.

Hal ini diharapkan dapat mendongkrak ekonomi warga sekitar dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Tujuan akhirnya adalah agar penerima manfaat terbesar dalam kemajuan ini adalah warga sekitar bendungan dan Sumedang, karena mereka telah banyak berkorban ketika infrastruktur itu dibangun.

Baca Juga: Michelle Ashley: Mama Sering Ngajak Berpesta Di klub Malam

Salah satu upaya untuk menghargai tradisi dan budaya di sekitar kawasan Bendungan Jatigede adalah pembangunan Menara Kujang Sapasang di Panenjoan, Desa Jemah.
Dipilihnya Kujang sebagai simbol karena Kujang adalah senjata tradisional khas Jawa Barat yang mencerminkan suku Sunda. Di masa lalu, Kujang merupakan peralatan pertanian, tetapi seiring perkembangan zaman, fungsi dan maknanya berubah menjadi sebuah benda yang memiliki karakter tersendiri dan cenderung menjadi senjata yang bernilai simbolik dan sakral.

Kujang dianggap sebagai lambang kebenaran, keadilan, dan keberanian dalam budaya Sunda. Filosofi kehidupan masyarakat Sunda yang mengedepankan nilai-nilai kebersamaan, kejujuran, dan keterbukaan tercermin dalam makna filosofis Kujang ini.

Baca Juga: Dilanda Cuaca Ekstrim, Gelaran Konser K Pop dan Jambore Pramuka Dunia di Korea Tertunda

Halaman:

Editor: Achmad Wirahadi

Sumber: sumedangkab.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah