Gara-Gara Hobi Nonton Drakor, Dewi Ayu Malah Ketiban Untung. Simak Ceritanya!

- 12 Februari 2022, 12:19 WIB
Dewi Ayu Raup Banyak Uang Gara-Gara Sering Nonton Drakor
Dewi Ayu Raup Banyak Uang Gara-Gara Sering Nonton Drakor /Verawati/

SUMEDANGKLIK – Ketertarikan seseorang pada suatu hobi, selain bisa menghadirkan kesenangan dan kepuasan hati, ternyata juga bisa menjadi sumber penghasilan.

Seperti yang dialami oleh Dewi Ayu, seorang warga Soreang Kabupaten Bandung Jawa Barat yang kesehariannya hobi menonton drama Korea (drakor) yang akhirnya berhasil menjadikan hobinya tersebut menjadi lahan usaha.

Dewi Ayu mengembangkan bisnis makanan Korea seperti kimchi, tteokbokki, jjangmyeon, kimbab dan lainnya yang menghasilkan keuntungan yang lumayan besar tiap bulannya.
Dewi Ayu mengatakan produknya itu diberi nama Eomma Buok yang dalam bahasa Indonesia berarti dapur ibu.

Nama tersebut memiliki visi agar pelanggan yang mengonsumsi produk Eomma Bouk bisa merasakan sensasi makan masakan ibu.
"Awalnya, saya mendapatkan resep makanan Korea dengan cara menonton video dari food blogger asal Korea Selatan," ujar Dewi di Soreang, Sabtu 12 Februari 2022.

Baca Juga: Kembangkan Bisnis Hingga Ke Bali, Hotel Ini Berhasil Bertahan Ditengah Pandemi Covid-19

Ia juga menjalani les privat bahasa Korea agar bisa memahami ucapan yang disampaikan food blogger tersebut. Jadi, selain bisa mendapatkan penghasilan, bisnisnya tersebut juga membuat Dewi bisa belajar bahasa Korea.

“Jadi sebelumnya kita ke usaha dulu. Dari situ kita kembangkan ke bahasa, karena kita kan terus update menu juga, jadi menyesuaikan dengan menu-menu yang ada disana, makanya otomatis kita menyesuaikan bahasanya juga,” papar Dewi.

Dalam proses pembuatan masakan Korea, menurut Dewi, tidak ada kesulitan. Hanya yang menjadi kendala adalah menemukan bahan baku utamanya yaitu Gochujang yang halal.

Tapi sekarang sudah ada pabrik Gochujang di Indonesia sehingga stoknya pun sudah mulai terpenuhi. Dewi mengolah makanan Korea itu disesuaikan dengan lidah orang Indonesia.

Baca Juga: Jungkook dan Suga Merilis 'Stay Alive' untuk Soundtrack Cerita Animasi BTS di Webtoon

“Karena kan kalau dari Korea langsung itu semuanya bahan mentah, kalau kita menyesuaikan sama lidah Indonesia jadi ada beberapa bahan dasar itu kita tumis dulu, jadi enggak berbau anyir dan enggak pahit dimakan, jadinya itu sih kelebihan kita,” ungkap Dewi.

Dewi menjual produknya dengan kisaran harga Rp10 ribu sampai Rp15 ribu. Makanan Korea buatan Dewi itu menyasar anak muda dan ibu muda yang dipasarkan melalui e-commerce dan promosi secara offline dari mulut ke mulut. Selain itu, Dewi juga sudah bekerjasama dengan caffe Korea.

“Satu bulan 150 sampai 200 kilogram, produksi sama suami dan kurir ada khusus dari kita. Omzet antara Rp2 juta sampai Rp3 juta, karena yang besar omzetnya itu dari caffe, karena sekali repeat order sampai 10 kilogram untuk tiga hari sampai seminggu,” tutur Dewi.

Baca Juga: Dadang Supriatna Optimis 80 Persen Aset Pemerintah Kabupaten Bandung Bisa Disertifikasi Tahun 2022

Makanan yang diolahnya, menurut Dewi sebaiknya hanya dijadikan makanan pendamping, bisa dimakan bersama mie instan atau nasi goreng.
 
“Jadi topping, pas masukkin ke kuahnya pedas asam manisnya itu dapat,” sambungnya.
 
Dalam rangka pengembangan bisnisnya, Dewi berencana mengeluarkan menu baru seperti kimchi jigae yaitu sup tapi bahan dasarnya adalah kimchi. Dewi juga berencana memasarkan produknya ke beberapa negara lain.
 
“Cuman kemarin kita ada pembinaan dari e-commerce itu ekspor ke enam negara yaitu Malaysia, Singapura, Vietnam, Thailand, Brazil,” pungkas Dewi.***

Editor: Verawati

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah