Finish Diperingkat 13 Asian Games 2023, Menpora Minta Maaf

SUMEDANG BAGUS - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mengucapkan permintaan maaf kepada masyarakat Indonesia karena tidak tercapainya target prestasi medali emas dalam Asian Games 2022. Target awal adalah berada di peringkat 12 dengan delapan medali emas, namun Indonesia berada di peringkat 13 dengan tujuh medali emas.

Dito Ariotedjo mengakui bahwa hasil ini merupakan hasil dari kerja keras dan persiapan yang matang, tetapi tidak sesuai dengan harapan. Meskipun demikian, ia menekankan bahwa pencapaian ini tetap signifikan dan menjadi momen penting untuk introspeksi dalam dunia olahraga Indonesia di level internasional.

"Saya ingin mengucapkan permohonan maaf pada seluruh masyarakat Indonesia dan Bapak Presiden Republik Indonesia karena target dari beliau 10 besar tidak tercapai," kata Dito, sebagaimana dikutip dari Antara pada Minggu (08/10).

Baca Juga: Keren, 5 Mahasiswa Unpad Ubah Limbah Tahu Sumedang Jadi Sedotan

Menpora berkomitmen untuk terus mendukung dan memperbaiki persiapan atlet-atlet Indonesia di ajang-ajang olahraga internasional yang akan datang. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama semua pihak, termasuk pengurus olahraga, pelatih, dan atlet, dalam memajukan prestasi olahraga Indonesia.

Meskipun ada kekecewaan, Menpora berharap bahwa ini dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan prestasi dan persiapan atlet-atlet Indonesia di masa depan. Evaluasi akan dilakukan terhadap seluruh cabang olahraga yang ikut serta dalam Asian Games, dan solusi akan dicari untuk meningkatkan prestasi yang lebih baik di masa mendatang.

Seluruh rakyat Indonesia diharapkan dapat terus memberikan dukungan dan doa untuk masa depan gemilang dalam dunia olahraga Indonesia.

Baca Juga: Peringatan Hari Rabies Sedunia, Tingkatkan Pemahaman Bahaya Penyakit Rabies

"Kita akan mengevaluasi total seluruh cabang olahraga yang ikut di Asian Games dan akan kita analisis dan kembali analisa bagi yang meleset dari target. Ini sekiranya kita duduk bersama dan kita cari solusinya apa yang terbaik," kata Dito.***