KNKT Ungkap Hasil Penyelidikan Atas Kecelakaan Kereta di Petak Antara Stasiun Haurpugur dan Cicalengka

- 17 Februari 2024, 18:50 WIB
Tabrakan Kereta Api Turangga dengan Kereta Api Lokal Bandung di Petak Stasiun Cicalengka, Kabupaten Bandung Jumat (05/01) pagi
Tabrakan Kereta Api Turangga dengan Kereta Api Lokal Bandung di Petak Stasiun Cicalengka, Kabupaten Bandung Jumat (05/01) pagi /Tangkapan Layar/

SUMEDANG BAGUS -- Setelah setidaknya sebulan berlalu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akhirnya menyelesaikan laporan akhir investigasi terkait kasus tabrakan perkeretaapian di KM 181 + 700 petak jalan Stasiun Cicalengka-Stasiun Haurpugur. Kecelakaan yang melibatkan KA 350 CL Bandung Raya (diberangkatkan dari Stasiun Padalarang tujuan Stasiun Cicalengka) dan KA 65A Turangga (keberangkatan dari Stasiun Banjar tujuan Stasiun Bandung) tersebut terjadoi pada 5 Januari 2024 lalu. Akibat kecelakaan tersebut, 4 orang meninggal dunia dan 37 orang luka-luka.

Kecelakaan tersebut berawal saat KA 350 CL Bandung Raya berangkat dari Stasiun Rancaekek menuju Stasiun Haurpugur pada pukul 05.41 WIB. Sementara itu, pada pukul 05.46 WIB terdapat KA 65A Turangga yang melintas langsung Stasiun Nagreg menuju Stasiun Cicalengka. Pada pukul 05.51 WIB, KA 350 CL Bandung Raya datang dan berhenti di Jalur II Stasiun Haurpugur dan diberangkatkan kembali pukul 05.56 WIB ke Stasiun Cicalengka. Sedangka KA 65 Turangga melintas langsung Stasiun Cicalengka menuju Stasiun Haurpugur pada pukul 05.59 WIB sehingga terjadi tabrakan antar dua kereta tersebut.

Baca Juga: PT KAI Berikan Kompensasi Kepada Penumpang yang Terdampak Kecelakaan KA di Cicalengka

Ketua Tim Investigasi KNKT, Soerjanto Tjahjono mengungkapkan, berdasarkan rekaman event data logger persinyalan elektrik St. Haurpugur, sebelum kecelakaan, muncul uncommanded signal yaitu pernyataan "blok aman" ke arah St. Cicalengka saat sedang berlangsung proses pemberian 'warta masuk KA 121 Malabar di St. Haurpugur dan arah St. Cicalengka. Uncommanded signal tersebut terproses oleh persinyalan elektrik St. Haurpugur kemudian ditampilkan pada layar monitor St. Haurpugur berupa tanda panah kuning ke arah St. Cicalengka yang mengindikasikan bahwa petak jalan ke arah St. Cicalengka aman untuk dilalui KA

"Uncommanded signal tersebut merupakan efek transien tegangan dengan amplitudo sangat tinggi dalam waktu sangat singkat saat operasi pensaklaran relay sistem interface St. Cicalengka saat proses menerima signal dari St. Haurpugur. Efek ini kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi pengkabelan serta grounding sistem interface dan peralatan persinyalan blok mekanik St. Cicalengka," ujar Soerjanto.

Soerjanto mengungkapkan, setelah St. Haurpugur mengirim sinyal "warta lepas" (info berangkat) KA 350 CL Bandung Raya ke St. Cicalengka, indikator blok mekanik St. Cicalengka berubah menunjukkan "Blok Ke HRP" berwarna putih yang mengindikasikan bahwa petak jalan ke arah St Haurpugur aman untuk dilalui KA Hal tersebut terjadi karena peralatan blok mekanik bekerja selalu berdasarkan sequence pelayanan dan tidak dapat mengakomodasi jika terjadi perbedaan sequence pelayanan info blok yang sudah terjadi sebelumnya. Indikası aman "Blok Ke HRP" berwarna putih tersebut menjadi acuan PPKA St. Cicalengka untuk melayani KA 65A Turangga berjalan langsung ke arah St. Haurpugur

Investigasi pun tidak menemukan prosedur pelayanan KA yang spesifik terkait hubungan persinyalan blok elektrik mekanik Prosedur pelayanan KA yang tertuang di dalam prosedur masing-masing stasiun tidak mengakomodasi komunikasi antara persinyalan blok elektnk dengan mekanik. Hal itu juga dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan masing-masing stasiun

"Anomali berupa uncommended signal serupa telah terjadi beberapa kali sejak bulan Agustus 2023. Kondisi tersebut di-reset agar pelayanan KA dapat dilakukan kembali. Anomali tersebut tidak teridentifikasi sebagai gangguan blok sehingga tidak tercatat datam laporan gangguari persinyalan Oleh karena itu, unit yang bertanggung jawab memastikan sistem persinyalan bekerja sebagaimana mestinya tidak mengetahui adanya anomali hubungan blok antara St. Haurpugur-St Cicalengka," tutur Soerjanto.

Menurutnya, kondisi tersebut menunjukkan kurangnya kesadaran terhadap potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dan anomali tersebut. Jika anomali tersebut tercatat, potensi bahaya tersebar dapat teridentifikasi lebih awal sehingga risiko yang ditimbulkan dapat dilakukan penilaian untuk kemudian dikendalikan-dan disusun langkah-langkah mitigasinya.

KNKT menyimpulkan, kecelakaan tersebut terjadi akibat adanya sinyal yang dikirim sistem interface tanpa perintah peralatan persinyalan blok mekanik (uncommanded signal) St. Cicalengka yang terproses oleh sistem persinyalan blok elektrik St. Haurpugur.  Uncommanded signal tersebut kemudian ditampilkan pada layar monitor St. Haurpugur sebagai indikasi seolah-olah telah diberi "Blok Aman oleh St. Cicalengka. Hal itu berdampak pada proses pengambilan keputusan selanjutnya untuk pelayanan KA dari masing-masing stasiun

Soerjanto juga menjelaskan, faktor yang berkontribusi pada kasus kecelakaan tersebut yaitu, ditemukan uncommanded signal dari sistem interface akibat transien tegangan dengan amplitudo sangat tinggi dalam waktu sangat singkat, saat operasi pensaklaran relay yang mungkin dipengaruhi kondisi pengkabelan serta grounding system interface dan peralatan blok mekanik di St. Cicalengka. Uncommanded signal yang terjadi terproses oleh sistem persinyalan blok elektrik St. Haurpugur yang kemudian ditampilkan sebagai indikasi telah diberi "Blok Aman" sehingga PPKA St. Haurpugur dapat melanjutkan proses pelayanan rute untuk KA 350 CL Bandung Raya menuju St. Cicalengka,

Halaman:

Editor: B. Hartati


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x