Gegara Cuaca Buruk, Lion Air dan Garuda Indonesia Gagal Mendarat di Pontianak

- 14 Januari 2021, 12:21 WIB
 Ilustrasi cuaca buruk.
Ilustrasi cuaca buruk. /PIXABAY/

PR SUMEDANG - Kabar kurang baik datang dari dunia penerbangan saat ini, pasalnya dalam sehari penerbangan pesawat Lion Air dan Garuda Indonesia gagal melakukan pendaratan.
 
Kedua pesawat tersebut gagal mendarat akibat cuaca buruk yang menjadi faktor utama lancar atau tidaknya sebuah penerbangan.
 
Sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Sumedang.com dari laman Antara News pada Kamis, 14 Januari 2021, bahwa Lion Air dan Garuda Indonesia dengan rute Jakarta-Pontianak gagal melakukan pendaratan di Bandara Internasional Supadio Pontianak, Kalimantan Barat pada Rabu sore, 13 Januari 2021.
 
 
Kabar tersebut dikonfirmasi olen General Manajer PT Angkasa Pura II Cabang Bandara Internasional Supadio Pontianak, Eri Brawliantoro yang mengatakan bahwa cuaca buruk menjadi penyebab kedua pesawat gagal mendarat.
 
"Memang benar hari ini ada dua maskapai yang dialihkan pendaratan (divert) disebabkan cuaca buruk," kata Eri Brawliantoro di Sungai Raya.
 
Menurutnya, akibatnya pesawat Lion Air dengan kode penerbangan JT 684 dialihkan ke Batam, dan pesawat Garuda Indonesia dengan kode penerbangan GA 504 dialihkan ke Palembang.
 
 
"Dampak cuaca buruk itu, pesawat Lion Air dialihkan ke Batam, sedangkan pesawat Garuda dialihkan ke Palembang," ujarnya.
 
Eri juga menyampaikan bahwa pengalihan tujuan memang biasa terjadi di dunia penerbangan, sebagai faktor mengutamakan keselamatan.
 
"Divert (bukan di tujuan semula) dan RTB (Return to Base) atau pesawat yang sudah terbang untuk beberapa saat tetapi kembali lagi ke bandar udara awal atau bandar udara alternatif terdekat karena alasan tertentu, itu hal lumrah dalam dunia penerbangan, karena mengutamakan faktor keselamatan penerbangan," tuturnya.
 
 
Bahkan, Eri juga menuturkan terdapat satu pesawat milik Sriwijaya Air yang juga hampir mengalami hal serupa, tetapi akhirnya berhasil mendarat di Bandara Supadio Pontianak.
 
"Saat cuaca kurang baik tadi pesawat, Sriwijaya Air sempat landing. Itu karena cuacanya sempat terang sedikit dan jarak pandang sempat memenuhi standar. Sementara itu pesawat Batik Air sempat Holding. Kalau sudah begitu ada keputusan apakah akan landing atau divert," kata Eri menegaskan.
 
Selain itu, dia juga menambahkan bahwa faktor dari cuaca itu sendiri memiliki beberapa macam, salah satunya karena angin atau jarak pandang yang menjadi standar keselamatan dalam dunia penerbangan.
 
 
Kemudian, Eri juga menyebut bahwa setiap akan melakukan penerbangan perlu mengetahui keadaan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
 
"Makanya setiap pengoperasian penerbangan pesawat perlu mengetahui cuaca yang mengacu pada BMKG. Data ini akan diteruskan kepada ATC maupun pilot salah satunya saat akan landing untuk mengambil keputusan apakah landing atau divert," ujar Eri.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x