Network
SUMEDANG BAGUS -- Menjelang pemilu serentak 2024, beberapa tokoh terus bermunculan diyakini sebagai calon presiden maupun wakil presiden yang lebih dipercaya masyarakat. Survei dari berbagai lembaga pun bermunculan.
Salah satunya, survei yang dilakukan Litbang Kompas. Berdasarkan survei tersebut, Ridwan Kamil yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, dinyatakan menjadi calon kuat untuk jabatan cawapres, namun elektabilitasnya terus menurun.
Baca Juga: Beberapa Opsi Akan Diajukan Ridwan Kamil untuk Atasi Polusi Udara di Bodebek
Hasil survei tersebut menyebutkan, elektabilitas Ridwan Kamil terus turun dari 10,1 persen pada Januari 2023 menjadi 9,3 persen pada Mei 2023, dan akhirnya jadi 8,4 persen pada Agustus 2023.
Ditanya wartawan terkait survei tersebut Rabu 23 Agustus 2023 pagi, Ridwan Kamil menyatakan penurunan elektabilitas tersebut akibat dirinya tidak mendeklarasikan diri.
"Poinnya sederhana, karena saya tidak deklarasi, kalau deklarasi naik. Tapi, saya kan tahu diri bahwa keputusan capres cawapres kewenangan partai," ujarnya.
Karena sudah melabuhkan dirinya pada Partai Golkar, Ridwan Kamil memang mematuhi aturan partai berlambang pohon beringin tersebut. Hingga saat ini, partai tersebut mengusung Ketua Umumnya yaitu Airlangga Hartanto sebagai calon presiden ataupun wakil presiden.
Menanggapi dipasangkannya dirinya dengan Ganjar Pranowo, pria yang akrab dengan sebutan Kang Emil tersebut pun menyatakan pasrah pada takdir. Apalagi pada 2 pemilu sebelumnya, yaitu saat akan menjadi walikota maupun gubernur, ia tak bisa memilih dipasangkan dengan siapa.
"Dengan siapa saja kalau takdirnya ada, tidak masalah. Dua kali pilkada tidak semua pengantin memilih jodohnya sendiri. Jadi, mau dijodohkan dengan siapapun tapi poinnya kan belum tentu juga saya bertakdir sebagai cawapres," tuturnya.
