Network
PR SUMEDANG - Bridgerton merupakan serial Netflix yang cerah tentang kegiatan menemukan suami yang cocok di musim sosial London pertamanya.
Ditetapkan pada tahun 1813, tahun yang sama Pride And Prejudice diterbitkan, Bridgerton memiliki semua ornamen romansa Jane Austen, tetapi dengan kelengkungan modern.
Ini membayangkan masyarakat era Kabupaten yang dipimpin oleh seorang Ratu Charlotte yang merupakan seorang wanita kulit berwarna (beberapa sejarawan berteori bahwa Ratu Charlotte memiliki keturunan Afrika) dan di mana gelar bangsawan dipegang oleh orang kulit putih dan kulit hitam.
Baca Juga: Wajib Dibaca Para Penumpang Kereta, Ini 3 Syarat Naik KAI Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19
Bridgerton juga merupakan tur estetika de force dengan pemeran yang beragam rasial dan jumlah adegan seks yang agak liberal.
Meski harus diakui, serial delapan episode karya Chris Van Dusen dan Shonda Rhimes telah menjadi perhatian banyak orang untuk Netflix.
Namun begitu, Netflix pun mengakui serial adaptasi dari serial novel romantis Julia Quinn berada di jalur yang tepat untuk menjangkau 63 juta rumah tangga dalam empat minggu pertama, menjadikan Bridgerton sebagai salah satu produksi orisinal yang paling banyak ditonton hingga saat ini.
Hanya saja, banyak orang mungkin tidak menyangka perhiasan abad ke-19 akan menginspirasi kegilaan berbelanja saat ini seolah sebagai efek "Bridgerton".
Menurut mesin pencari mode Lyst, penelusuran online untuk korset (+123 persen), gaun kerajaan (+93 persen), mutiara dan ikat kepala bulu (+49 persen) dan bahkan sarung tangan panjang (+23 persen) telah melonjak sejak debut pertunjukan tersebut.
