Mengenal Cikeruhan, Tari Pergaulan Asal Sumedang Barat

- 27 November 2023, 21:46 WIB
Tari Cikeruhan yang ditampilkan sebagai pembuka Deklarasi Jabar Akur
Tari Cikeruhan yang ditampilkan sebagai pembuka Deklarasi Jabar Akur /B. Hartati/

SUMEDANG BAGUS -- Sumedang memiliki satu kekayaan seni tari yang belum banyak dikenal orang, yaitu Tari Cikeruhan. Tidak diketahui pasti keberadaan tarian tersebut sejak tahun berapa, tapi tercatat jika tarian tersebut berawal dari tradisi menanam padi sebagai wujud syukur ke Dewi Pohaci pada abad ke-18.

Saat itu, orang-orang berjalan kaki mengangkat padi ke lumbung sambil menari serta menyuarakan peralatan bertani mereka. Saat mereka menari dengan tarian yang kini dinamakan Cikeruhan, seorang pejabat Belanda yang bekerja di perkebunan menghentikan kegiatan mereka. Tapi, ia tidak bermaksud menyatakan ketidaksukaannya terhadap tarian tersebut, melainkan meminta izin untuk ikut menari.

Baca Juga: Ratusan Relawan dari 3 Paslon Presiden dan Wakil Presiden RI Deklarasikan Jabar Akur

Bahkan, lama kelamaan, pejabat Belanda tersebut sering mengundang pemusik, penyanyi serta ronggeng untuk menampilkan Cikeruhan di Komplek Perkebunan Teh dan Karet, di Jatinangor (Sumedang Barat). Perkebunan tersebut memang tempat sang pejabat Belanda itu bekerja.

Cikeruhan merupakan tari pergaulan atau tari rakyat yang gerakannya tersusun dari pencak silat dengan iringan ketuk tilu. Tarian tersebut biasanya dibawakan dengan koreografi dan ekspresi para penari lelaki dan wanita. Gerakan dalam tari Cikeruhan menggambarkan suasana zaman dulu saat seorang jawara bersenang-senang dan pamer kekuatan setelah panen.

Cikeruhan pun menggambarkan ekspresi dari sifat kegembiraan, kehangatan, keerotisan hingga rasa humoris dari seorang Ronggeng dan Pamogoran. Penari yang menarikan Cikeruhan menerapkan gerakannya melalui berbagai unsur, salah satunya imajinasi tentang pencitraan seorang ronggeng yang notabene biasanya memiliki keahlian menari sebagai pemikat penari Pamogaran.

Tari Cikeruhan memiliki beberapa unsur yaitu penabuh kendang, penggesek rebab, serta pemukul goong-ketuk tilu-dan kecrek. Ada pula seorang ronggeng yang menyanyi sambil menari yang ditambah seorang pesinden. Tarian yang sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia tersebut memiliki ciri khas pada gesekan rebab dan tabuhan kendang.***

 

 

Halaman:

Editor: B. Hartati

Sumber: Dari Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah