Populasi Rakun Melonjak di Jepang Gegara Anime

- 11 Juni 2023, 23:54 WIB
/Foto : pixabay

SUMEDANG BAGUS -  Rakun bukanlah spesies asli Jepang, tetapi dalam beberapa dekade terakhir, hewan berbulu itu telah menyebar ke beberapa wilayah di negara tersebut. Keberadaannya telah menimbulkan masalah bagi manusia dan spesies hewan lainnya. Semua ini bermula dari sebuah seri anime yang menggemaskan.

Pada tahun 1963, seorang penulis Amerika bernama Sterling North merilis bukunya yang sangat populer, "Rascal: A Memoir of a Better Era". Buku tersebut menceritakan petualangan seorang anak laki-laki bernama Sterling dengan rakun temannya yang bernama Rascal. Kesuksesan buku tersebut kemudian mendorong Disney untuk mengadaptasinya menjadi film live-action. Di Jepang, petualangan Rascal menginspirasi serial anime yang diberi judul "Rascal the Raccoon" (Araiguma Rasakaru), yang terdiri dari 52 episode dan ditayangkan selama satu tahun pada tahun 1977.

Baca Juga: Kebun Binatang Bandung Dikunjungi 49.000 Wisatawan Pada Masa Libur Lebaran

Serial anime ini membuat rakun menjadi hewan peliharaan yang sangat diminati di Jepang. Namun, ada satu masalah yang timbul, yaitu tidak adanya rakun di Jepang. Sebagai solusi, orang-orang mulai mengimpor rakun dari Amerika Serikat dengan jumlah sekitar 1.500 rakun per bulan. Jika orang-orang yang ingin memiliki rakun sebagai hewan peliharaan sempat membaca akhir buku Sterling North atau menonton seluruh seri anime-nya, mereka akan mengetahui bahwa rakun dewasa tidak cocok sebagai hewan peliharaan. Pada akhir buku, Sterling menyadari bahwa Rascal adalah hewan liar yang seharusnya hidup di alam bebas, jadi dia memutuskan untuk membebaskannya.

Akan tetapi, banyak keluarga yang dengan tidak bijaknya mengadopsi anak rakun sebagai hewan peliharaan. Ketika pihak berwenang menyadari apa yang terjadi dan mulai mencegah orang melepaskan rakun ke alam liar, sudah terlambat. Rakun-rakun cerdik ini telah mengusir spesies liar lainnya, merusak tanaman, kuil-kuil, rumah-rumah tradisional kayu, dan sedikit yang bisa dilakukan untuk menghentikan mereka.

Baca Juga: Kisah 7 Hokage di Anime Naruto Disebut-Sebut Mirip Para Presiden Indonesia

Populasi rakun ini mencapai puluhan ribu, dan mereka berkembang biak dengan cepat tanpa kendali. Dengan ribuan rakun diimpor dalam beberapa bulan, dan tanpa adanya predator alami yang signifikan, pemerintah Jepang menghadapi kesulitan dalam mengendalikan situasi ini. Di kota-kota, rakun-rakun mulai mencari makanan dan bahkan menyerang orang yang menghalangi mereka. Secara teknis, Jepang memiliki spesies rakun sendiri yang disebut tanuki, yaitu rakun anjing.

Tanuki tidak mampu bersaing dengan rakun biasa dalam hal adaptasi, sehingga populasi tanuki terancam. Beberapa prefektur di Jepang telah mengambil keputusan kontroversial untuk membunuh rakun dengan tujuan mencegah kerusakan pada tanaman pertanian, kuil-kuil kayu tradisional, dan rumah-rumah. Namun, tindakan ini menuai kecaman dari aktivis hak-hak hewan dan belum terbukti efektif dalam mengendalikan jumlah rakun. Meskipun wabah rakun ini terjadi di Jepang, anime yang menjadi penyebab masalah ini tetap sangat populer di negara itu, dan orang-orang masih menyukai karakter Rascal seperti sebelumnya. ***

 

Editor: Helmi Surya

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x