BMKG: Salju Abadi Puncak Jaya Cair, Perubahan iklim Mengkhawatirkan

- 24 Agustus 2023, 17:24 WIB
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati /Tim Sumedang Bagus 03/Antara

SUMEDANG BAGUS -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, situasi "salju abadi" atau lapisan es di Puncak Jaya, Papua, semakin mengkhawatirkan karena terus mengalami pencairan akibat dampak perubahan iklim.

Dia juga mengatakan, fenomena El Nino tahun ini berpotensi mempercepat kepunahan lapisan es di Puncak Jaya, yang memiliki dampak besar bagi berbagai aspek kehidupan di wilayah tersebut.

Baca Juga: Erick Thohir Dapat FIBA President's Award Karena Dorong Kemajuan Bola Basket di Asia.

Dwikorita menjelaskan dalam sebuah seminar di Jakarta yang berjudul "Salju Abadi di Ambang Kepunahan: Implikasi dari Perubahan Iklim?", Indonesia memiliki keunikan sebagai lokasi tropis dengan adanya salju abadi. Lapisan es di Puncak Jaya dianggap sebagai fenomena alam yang menarik perhatian para ilmuwan, peneliti, dan pecinta alam. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, telah terjadi penurunan signifikan dalam luas area lapisan es tersebut.

Sejak tahun 2010, Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) BMKG bekerja sama dengan Ohio State University, AS, telah melakukan studi tentang analisis paleo-klimatologi berdasarkan inti es pada gletser Puncak Jaya. Upaya pemantauan rutin terhadap luas dan ketebalan gletser dilakukan oleh BMKG dengan dukungan dari PT Freeport Indonesia. Hasilnya menunjukkan, lapisan es di Puncak Jaya terus mencair dan mengalami kepunahan.

Pada tahun 2010, tebal es diperkirakan mencapai 32 meter dan penipisan es sekitar 1 meter per tahun terjadi pada periode 2010-2015. Selanjutnya, saat terjadi El Nino yang kuat pada tahun 2015-2016, penipisan es meningkat menjadi 5 meter per tahun.

Dwikorita menekankan perlunya peningkatan kesadaran akan pentingnya perlindungan lingkungan. Upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim harus dilakukan bersama oleh pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan pihak terkait lainnya.

Donaldi Sukma Permana, seorang Pakar Klimatologi dari BMKG yang memimpin Studi Dampak Perubahan Iklim pada Gletser di Puncak Jaya, menambahkan bahwa dalam rentang waktu 2016-2022, laju penipisan es sekitar 2,5 meter per tahun.

Luas lapisan es pada tahun 2022 mencapai sekitar 0,23 kilometer persegi dan terus mengalami pencairan. Salah satu dampak nyata lainnya dari pencairan es di pegunungan ini adalah kontribusi terhadap kenaikan permukaan laut secara global.***

Editor: B. Hartati

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah